Lihat ke Halaman Asli

Rejeban Plebengan Dewi Cepag, Tradisi Unik Penuh Daya Tarik

Diperbarui: 1 April 2018   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Mata saya masih "mbendul" dan merah ketika seseorang menyapa dengan suara sengau khasnya

" welah..... ada orang banjarnegara sampai di sini juga ...... dirimu nginep apa om ?"

" eh om senior...... nggak om, aku baru aja dateng.dari rumah tadi jam 3an kok " jawabku setengah kaget.

" weh jam tiga ? gasik men ...... "

Yes, itu sekelumit perbincangan saya dengan seorang senior motret dari Yogyakarta yang tidak mau disebut namanya hahahaha........ Lha terus pertanyaannya, ngapain saya pagi uput uputmacam itu otewe dari Banjarnegara ke Parakan Temanggung ?

Piknik dong pemirsa..... piknik spiritual demi bisa makan pisang sepuasnya sambil motret Rejeban Plabengan.Yaitu sebuah acara budaya yang digelar di Dewi Cepag atau Desa Wisata Cepit Pagergunung Kecamatan Bulu Temanggung. Sekitar 5,2 kilo meter dari arah RSK Ngesti Waluyo Parakan naik menuju punggung Gunung Sumbing.

Dusun Cepit Desa Pagergunung ini berada tepat di sebelah Timur agak ke Utara sedikit di kaki Gunung Sumbing, dimana puncak gunungnya sebenernya sudah tepat didepan mata. Bagi saya, desa ini sebenarnya sangat cocok bagi para landscaper karena pemandangan yang terpampang di semua sudut desa ini adalah keelokan yang tak terkatakan ......... suwer.........

selain itu keramah tamahan Penduduk, puncak gunung Ungaran di kejauhan dengan matahari yang muncul berwarna kemerahan di puncaknya, kearifan lokal penduduknya serta aroma lintingan klembak menyan yang harum menyengat, juga menambah eksotisme suasana di Dusun berpenduduk kurang lebih 250 KK ini........ istimewa pokoknya .....

Menurut cerita masyarakat, Plabengan merupakan sebuah petilasan yang konon dahulunya merupakan tempat berkumpul Ki Ageng Makukuhan (beliau adalah Tokoh Penyebar Agama Islam yang dipercaya sebagai penerus Wali Songo) bersama para muridnya yaitu Ki Ageng Tunggul Wulung, Ki Ageng Gandung Melati, Ki Ageng Paniti Kudo Negoro dan Syeh Dami Aking, untuk melakukan musyawarah sambil menyebarkan agama Islam. 

Nah untuk memperingati dan meneruskan tradisi itu, maka setiap hari Jumat Wage pada bulan Rejeb (Penanggalan jawa) masyarakat Desa Pagergunung melakukan tradisi unik Nyadran.

Sebagai info nih sodara sodara, Nyadran disini  merupakan prosesi mengunjungi Punden Plabengan dan Makam Leluhur yang ada disana untuk berdoa agar keberkahan selalu menyertai seluruh warga Desa Pagergunung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline