Lihat ke Halaman Asli

Ngalor Ngidoel

Travellers

Menikmati Indahnya Pulau Flores di Ende

Diperbarui: 17 Maret 2019   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Danau Kembar di Kelimutu (Dokpri)

Flores menjadi target utama saya untuk dikunjungi tahun 2019 ini, karena pulau inilah yang belum pernah saya kunjungi, di samping Belitung dan Sumba, yang merupakan pulau besar di Indonesia. Begitu ada penugasan ke NTT, kesempatan tersebut saya manfaatkan untuk menyempatkan diri mampir ke Ende sekaligus menikmati hari libur Nyepi minggu lalu.

Perbukitan di Bibir Pantai Ende (Dokpri)

Begitu pesawat merapat di bibir pantai untuk mendarat, sudah tampak hijaunya perbukitan membentengi pulau dari gelombang Laut Sawu yang terkadang cukup tinggi. 

Pesawat mendarat cukup mulus walau harus mengerem mendadak karena pendeknya landasan bandara Hasan Aroeboesman yang diapit oleh dua bukit besar di sisi kiri dan kanannya. Sepertinya memang harus pilot yang berpengalaman mengemudikan pesawat karena sempitnya celah yang harus dilalui ketika hendak mendarat.

Bukit yang Mengapit Bandara (Dokpri)

Pesawat mendarat tepat waktu walau berangkatnya agak terlambat sekitar 10 menit. Begitu keluar bandara, tukang ojek dan supir sewaan langsung mengerubungi kami menawarkan jasanya untuk mengantar ke penginapan atau berwisata ke Kelimutu. 

Ya, Kelimutu, itulah salah satu daya tarik yang membuat wisatawan harus pergi ke Ende, di samping rumah pengasingan Bung Karno yang berada di jantung kota. 

Namun saya lebih memilih jalan kaki ke penginapan yang letaknya tak jauh dari bandara. Saya memang sengaja memilih penginapan yang dekat bandara supaya tidak terburu-buru dan menyehatkan badan dengan berjalan kaki.

Bandara Haji Hasan Aroeboesman (Dokpri)

Sampai di penginapan, saya langsung mencari ojek yang bisa mengantar ke Kelimutu sekaligus keliling kota hingga sore hari. Setelah harga sepakat, saya minum kopi sebentar sekaligus menyiapkan perangkat tempur yang akan dibawa keliling berupa kamera dan power bank serta asesoris lainnya. 

Setengah jam kemudian ojek menjemput dan kami pun berangkat menuju Kelimutu. Saya sengaja memilih ojek agar lebih bebas berhenti di mana saja tanpa mengganggu kendaraan lain, lagi pula jauh lebih murah ketimbang sewa mobil karena cuma sendirian, walau berisiko kena hujan sehingga kami membawa mantel untuk antisipasinya.

Pemandangan Sawah dan Pegunungan Nan Hijau (Dokpri)

Motor pun meluncur meninggalkan kota Ende menembus jalan yang mulai berkelok-kelok melintasi perbukitan nan hijau. Indahnya pemandangan mulai terasa sejak keluar dari batas kota, sawah yang baru saja menghijau dilatarbelakangi bukit yang masih perawan membuat mata menjadi segar, jauh dari hiruk pikuk kota besar yang penuh dengan polusi udara dan suara. 

Sesekali tampak longsoran menutup sebagian jalan selepas hujan di pagi hari tadi, namun tidak sampai menghalangi langkah kita mencapai tujuan. Kontur yang berbukit-bukit memang rawan terjadi longsor, apalagi di beberapa titik sedang dilakukan pelebaran jalan.

Gerbang Masuk Kelimutu (Dokpri)

Satu setengah jam perjalanan berlalu, sampailah di depan gerbang masuk Kelimutu. Untuk wisdom tarifnya murah banget, tapi untuk wisman jauh sekali harganya, mirip seperti waktu ke Taj Mahal dulu, benar-benar mahal buat turis asing, tapi murah banget buat warga lokal. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline