Ngainun Naim
Kunci penting menulis adalah ada ide yang ditulis. Tanpa adanya ide, jelas tidak akan ada yang ditulis. Kosong dalam pikiran. Penulis akan bingung dengan sendirinya.
Saya sering berdiskusi dengan kawan-kawan terkait topik ide ini. Ada seorang dosen senior di tempat saya bertugas yang seolah tidak pernah kehabisan ide. Selalu saja ada hal baru yang beliau tulis. Buku demi buku karya beliau terbit secara rutin.
Saya pernah bertanya kepada beliau tentang rahasia menemukan ide. Beliau menjawab, "Banyak membaca, merenungkan hasil bacaan, lalu mengkontekstualisasikan dengan perkembangan keadaan".
Terlihat sederhana dan mudah tetapi tidak dalam praktiknya. Bagi beliau yang sudah terbiasa, menemukan ide itu ada banyak cara dan seolah begitu mudah. Padahal sesungguhnya tidak juga. Beliau terus bekerja keras dan sudah terlatih untuk terus berproses dalam menemukan ide.
Orang yang lain bisa jadi memiliki cara yang berbeda dalam menemukan ide. Namun saya kira semuanya sepakat bahwa ide adalah kunci dalam menulis. Menemukan ide seperti menemukan bagian penting sebuah tulisan.
Kunci utama dalam menemukan ide adalah mencari, bukan menunggu. Anda tidak akan mendapatkan ide dengan duduk diam di pinggir sungai sambal merokok. Habis satu bungkus rokok pun tidak akan mendapatkan ide.
Sebenarnya bukan pada duduk di tepi sungai atau di mana pun tetapi pada kesediaan untuk membuka diri, mencari, dan akhirnya menemukan ide. Jika kita diam saja tanpa ada usaha, ide tidak akan pernah datang. Padahal sangat mungkin sesungguhnya ide itu ada bersama kita atau ada di depan kita. Tapi karena kita bersikap pasif maka ide itu berlalu begitu saja.
Saya ingin memberikan sebuah contoh bagaimana sebuah ide bisa dikemas menjadi sebuah buku. Ide itu berkaitan dengan perjalanan. Sangat mungkin kita semua sering sekali melakukan perjalanan. Ada yang bahkan setiap hari harus melakukan perjalanan antar kota untuk kepentingan bekerja. Namun karena tidak ada usaha untuk menulis, pengalaman itu menjadi sekadar rutinitas harian semata.
Saya ingin memberikan contoh sebuah buku yang idenya cukup sederhana. Buku yang saya maksudkan adalah karya Gunawan, seorang penulis muda yang tekun menulis asal Bima, Nusa Tenggara Barat. Buku tersebut judulnya Catatan Harian Anak Seorang Petani (Sukabumi: Haura Utama, 2022).