Tulisan ini semacam resensi buku. Buku yang saya bahas adalah sebuah buku menarik yang disunting oleh Bandung Mawardi. Judulnya cukup unik, Serbu! Pengisahan Belanja Buku, (Karanganyar: Bilik Literasi, 2017).
Bukan buku baru karena terbitnya sudah 5 tahun lalu. Namun buku ini, sejauh subjektivitas saya, cukup penting. Buku ini tebalnya 120 halaman. Tidak terlalu tebal, meskipun juga tidak terlalu tipis.
Buku itu magnet. Ia menarik para pembaca dan penggilanya untuk memburu, membeli, dan membaca. Mungkin terdengar dan terlihat aneh, tapi itulah yang dilakukan oleh para penggila buku.
Zaman boleh berubah. Buku cetak semakin terpinggir dan berganti dengan buku elektronik. Namun penggila buku cetak selalu ada. Mereka tetap setia dengan buku cetak. Mereka mengisi hari-harinya dengan membaca buku cetak.
Bagi kelompok ini, hidup dan buku adalah dua hal yang tidak dipisahkan. Selama masih hidup, buku akan selalu menemani. Tanpa buku, hidup kurang sempurna.
Tentu beda bagi kelompok lain. Apa yang dilakukan oleh penggila buku akan dinilai sebagai hal aneh.
Namun perlu dipahami bahwa kelompok inilah yang menjadi penentu dan penyangga peradaban. Mereka ini terus bergelut dengan buku, menggali ide, dan melakukan banyak hal baik bagi kemajuan kehidupan.
Buku bagus bagi mereka ini tidak selalu buku cetakan baru. Bisa jadi buku yang sudah lama. Isi buku tidak selalu berkaitan dengan terbitan baru. Bisa jadi terbitan lama tetapi mengandung makna.
Saya memiliki sebuah buku tipis berisi kisah perburuan buku anak-anak muda penggila buku asal Solo. Jumlah mereka sepuluh orang.
Masing-masing berkisah tentang bagaimana mereka melakukan perjalanan nekat dari Solo ke Blok M Jakarta. Tujuan utamanya adalah belanja buku.