Lihat ke Halaman Asli

Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku memang tidak hidup di zaman Jepang. Karena aku lahir tahun 1984. Sementara Jepang melakukan invasi militer tahun 1942-1943. Tetapi dengan membaca sastra aku benar-benar memahami bagaimana militer Jepang memberlakukan fasisnya yang sangat menyengsarakan rakyat. Salah satunya, karena militer Jepang sudah tidak bisa lagi memasok perempuan penghibur, aku sebut saja perek yang bisa didatangkan langsung dari Jepang, Miyabi belum lahir ya waktu itu, atau dari Korea dan Cina karena Amerika dan sekutunya menyatakan perang pada Jepang merampas mimpi-mimpi remaja Indonesia menjadikannya pemuas nafsu belaka. Karena Jepang yang menyuarakan dirinya sebagai Cahaya Asia menduduki Indonesia di segala bidang.
Kali ini, Pram menyoroti bagaimana militer Jepang merayu perawan remaja dari golongan priyayi dengan janji-jani manisnya yang katanya akan disekolahkan di Tokyo ternyata berujung menjadi perempuan penghibur untuk melayani hasrat seksualnya. Mereka para gadis remaja sebenarnya sangat tidak direstui oleh orang tuanya. Tapi apa boleh buat, sistem kerukunan yang dibuat Jepang dengan memilih tokoh berpengaruh, para kaum priyayi, membuatnya harus rela melepas kepergian gadis-gadis malang yang tidak akan pernah tahu nasibnya, karena Jepang tidak mungkin sesuai janjinya, menyekolahkan mereka ke Tokyo. Karena kita ini sedang dijajah, direnggut segalanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline