Lihat ke Halaman Asli

Ngabila Salama

Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Komite Nasional Pencegahan Stunting (KNPS) Ajak Pemuda Mencegah Stunting dan Kampanye Antirokok di Seluruh Indonesia

Diperbarui: 4 Oktober 2023   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Ketua Komite Nasional Pencegahan Stunting (KNPS) David Hamka beserta relawan melakukan aksi sosialisasi dan edukasi pencegahan Stunting di jakarta pada Sabtu 30/9/2023. Dalam kegiatan sosialisasi ini KNPS melakukan pembentangan spanduk, poster dan juga membagikan celengan cegah Stunting kepada masyarakat. David mengatakan bahwa Komite Nasional Pencegahan Stunting (KNPS) adalah sebuah organisasi baru yang terdorong pada kepedulian tingginya angka Stunting di indonesia. 

Menurut David bahwa pencegahan dan pengendalian Stunting bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi dari unsur pemuda juga harus terlibat aktif dalam program nasional tersebut. Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

Presiden Joko Widodo pada rapat kerja tersebut menargetkan prevalensi Stunting turun menjadi 14 % pada tahun 2024 nanti, tentunya dengan target tersebut diperlukan kolaborasi antar pemerintah dan masyarakat untuk menyukseskan target tersebut. Komite Nasional Pencegahan Stunting (KNPS) telah terbentuk di 15 Provinsi se Indonesia dengan mempunyai program utama adalah menginfluence para perokok aktif untuk mengurangi konsumsi rokok untuk di belikan produk berprotein tinggi yakni telur. KNPS juga sudah dilakukan sosialisasi masif melalui berbagai kanal media sosial. Kami KNPS akan terus bergerak untuk negeri dan siap mengawal semua program pemerintah di bidang pencegahan Stunting agar generasi indonesia 2045 bisa bersaing di dunia global "tutup David.

Dr. Ngabila Salama, MKM selaku dewan penasihat KNPS dan juga staf teknis komunikasi transportasi kesehatan Kemenkes RI menyatakan cegah stunting untuk mencerdaskan Indonesia, persiapan bonus demografi dan menuju Indonesia Emas 2045. Jika sudah ketemu stunting sangat terlambat dan sulit disembuhkan dan dikembalikan kecerdasannya karena ini sudah stadium 4. Stadium 1 ada weight faltering, stadium 2 gizi kurang, stadium 3 gizi buruk, dan stadium 4 stuting. Kita berencana melakukan audiensi dengan Menteri Kesehatan RI untuk sinkronisasi program stunting oleh pemuda yang langsung turun aksi nyata ke lapangan, sesuai arahan Bapak Presiden, Pak Jokowi untuk memperbanyak kegiatan di lapangan.

Salah satu peran kunci adalah "pasukan akar rumput": kader, RT, RW, tokoh agama dan masyarakat, tidak terkecuali pemuda.

KNPS akan melakukan edukasi terkait empat cara penting pencegahan stunting yaitu:

1. Cukupkan kebutuhan protein hewani keluarga (anak dan ibu) dengan mengurangi belanja rokok. 1 batang rokok = 1 butir telur. Protein hewani bisa dipenuhi dengan cara yang tidak mahal: telur, ikan, ayam, daging, susu, hati ayam dan sapi, dll

2. Siapkan fisik dan mental calon ibu yang baik, agar terhindar dari anemia, berbagai penyakit, dan memahami cara pola asuh yang baik termasuk pentingnya ASI eksklusif

3. Melengkapi imunisasi GRATIS dari pemerintah ada 15 jenis

4. Melakukan deteksi dini di posyandu per bulan baik di pos RW, PAUD, daycare, dll Selain membawa pesan utama zero stunting, KNPS juga mendukung penuh langkah Menkes RI sebagai Bapak Gerakan anti Stunting Indonesia (BGS Indonesia) untuk mengentaskan stunting di Indonesia. Untuk mengetaskan masalah kesehatan utama di Indonesia stunting, kolaborasi pentaheliks dibutuhkan dimana pemerintah penjahit utama kolaborasinya. Empat unsur lainnya pelaku usaha / swasta, masyarakat, akademisi, dan pers / media.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline