Sudah lama saya tidak ke Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia / FKM UI tadi diwawancara sebagai lintas sektor pengguna lulusan S2 FKM UI baik epidemiologi komunitas, epidemiologi klinis, eplidemiologi lapangan / FETP dari lembaga akreditasi luar fakultas. Yang melakukan wawancara adalah tim akreditasi yang merupakan dosen dari FKM Universitas Diponegoro dan FKM Universitas Hasanudin.
Poin yang saya sampaikan:
1. FKM UI sudah berperan aktif dengan bekerjasama melalui Academic Health System / AHS dengan pemda DKI Jakarta sejak Feb 2019 ttd MOU rektor dan gubernur untuk penelitian, dana hibah penelitian dari APBD DKI, lokasi magang studi mahasiswa semua jenjang
2. Beberapa masukan terkait program studi S2 epidemiologi FKM UI:
A. Kompetensi analisis GIS / mapping ditingkatkan
B. Sense of detective tindak lanjut rumor Kejadian Luar Biasa / KLB 1 x 24 jam cepat terus dijaga untuk detect, prevent, respond, aksi cepat untuk rekomendasi kebijakan
C. Bedakan spesifik kompetensi mutu dan hasil lulusan epidemiologi klinis dan epidemiologi komunitas. Perlu ditambah pembelajaran magang / project di Dinkes / RS (walau tdk sebanyak FETP yg 70 % kurikulum praktek lapangan). Jika perlu ditambakan syarat untuk mendaftar epidemiologi klinis merupakan seorang klinisi di fasilitas kesehatan
D. Kalau bisa di lokasi tertentu pembimbing lapangan tidak perlu harus lulusan FETP, akan tetapi bisa S2 epidemiologi lain. Penugasan khusus mahasiswa FETP di lokasi KLB nasional diperlukan sebagai tenaga bantuan untuk pemerintah dan pembelajaran penting
E. Program FETP epidemiologi lapangan perlu diperbanyak jangan hanya di 5 kampus: UI, UGM, UDAYANA, UNHAS, UNAIR. UNDIP sedang proses percobaan implementasi. Karena program FETP mempelajari lebih mendalam cara membuat instrumen investigasi lapangan, pelatihan, dari hulu sampai dengan hilir mengambil data mandiri, analisis, sampai bentuk visualisasi buletin untuk memberikan rekomendasi kebijakan.
dr. Ngabila Salama, MKM