Lihat ke Halaman Asli

Ngabila Salama

Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Kasus Meninggal di Gunung Kidul Akibat Antraks, Jangan Sembelih & Makan Hewan Sakit demi Mencegahnya

Diperbarui: 10 Juli 2023   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan tiga warga di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia akibat penyakit antraks yang ditularkan dari hewan ternak. Dalam kesempatan yang sama Kemenkes juga melaporkan, hingga kini terdapat 93 pasien positif antraks di wilayah Gunung Kidul berdasarkan hasil tes serologi.

Belum ada kasus antraks positif pada manusia selama ini ditemukan di DKI Jakarta. Akan tetapi pada tahun 2012, pernah ditemukan kasus antraks pada Sapi di Jakarta, tetapi tidak ada kasus pada manusia. Ciri daging yang terinfeksi antraks biasanya berwarna hitam, organ dalam hewan tersebut terutama limpa juga berwarna hitam dan cukup rapuh.

Apa itu Anthrax? Penyakit Anthrax adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus Anthracis. Penyakit Anthrax dapat menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba, kambing, kuda, dan babi. Infeksi dapat terjadi ketika spora bakteri yang ada di tanah, tanaman atau air yang telah terkontaminasi oleh bakteri Anthrax masuk ke dalam tubuh hewan. Penyakit Anthrax merupakan zoonosis atau penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Belum ada bukti penyakit antraks dapat menular human to human transmission atau antarmanusia. Spora dari bakteri antraks yang ada di tanah dapat tetap hidup selama 40 tahun.

Apa gejala klinis antraks pada hewan?

  • Demam suhu 41 - 42 derajat Celcius, gelisah, lemah, paha gemetar, nafsu makan hilang, kejang dan ambruk (akut).
  • Keluar darah dari dubur, mulut dan lubang hidung. Darah berwarna merah tua, agak berbau amis dan busuk serta sulit membeku.
  • Pembengkakan di daerah leher, dada, dan sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar.
  • Kematian dalam waktu singkat tanpa disertai tanda-tanda sebelumnya (perakut)

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah Anthrax pada hewan?

  • Pemberian vaksinasi pada hewan sehat dan tidak dalam pengobatan
  • Memastikan ternak berasal dari daerah bebas/bukan daerah wabah
  • Mengisolasi hewan, yakni hewan penderita Anthrax harus disolasi agar tidak dapat saling kontak dan menularkan hewan sehat
  • Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan
  • Jika menemukan hewan sakit dan mati segera hubungi petugas Sudin KPKP di wilayah setempat

Nomor contact person kesehatan hewan di DKI Jakarta:

  • Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Henry Ridho Irianto - 082226991613)
  • Sudin KPKP Jakarta Utara (Liza Angelica - 081310116043)
  • Sudin KPKP Jakarta Timur (T. Ellita G - 081285845266)
  • Sudin KPKP Jakarta Barat (Churniatun - 087878625025)
  • Sudin KPKP Jakarta Pusat (Dwi Yani Herawati - 081584493988)
  • Sudin KPKP Jakarta Selatan (Irawati Harry A - 08121347347)
  • Sudin KPKP Kepulauan Seribu (Sandrie Oktama - 081369073897)

Delapan Fakta mengenai antraks:

  • Disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis
  • Dapat menular dari hewan ke manusia / zoonosis. Belum ada bukti penularan antar manusia / human to human transmission
  • Laporkan ternak yang sakit dan mati ke petugas kesehatan hewan yang ada di setiap kantor Kecamatan di Jakarta
  • Ternak yang tertular antraks dilarang dipotong
  • Untuk pencegahan dapat dilakukan vaksinasi antraks pada hewan berisiko
  • Penyakit antraks pada manusia dan hewan dapat diobati dengan antibiotic (disebabkan bakteri)
  • Darah menjadi sumber penularan antraks
  • Jika ternak tertular antraks dipotong, maka bakteri antraks akan menjadi spora yang bertahan hidup selama 100 tahun, yang akan menjadi sumber penularan

Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)

Papul atau lenting berisi air pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional.

Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline