Lihat ke Halaman Asli

Ngabila Salama

Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

RUU Kesehatan Sangat Penting untuk Masyarakat, Ciptakan Layanan Kesehatan Merata dan Bermutu

Diperbarui: 14 Juni 2023   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prestasi transformasi layanan primer Kementerian Kesehatan RI/Dok Kemenkes

RUU kesehatan baik untuk masyarakat dan tenaga kesehatan, sebagai landasan REFORMASI KESEHATAN Indonesia tahun 2023, terus berupaya menciptakan layanan kesehatan banyak, merata, bermutu, mengedepankan keselamatan pasien / patient safety yang pro rakyat & pro kesejahteraan tenaga kesehatan.

Rakyat Indonesia akan mendapat banyak keuntungan dari RUU ini, diantaranya mencakup 3 dari 6 pilar transformasi kesehatan:

1. Pilar pertama layanan primer untuk terus berupaya mencegah sakit seperti menyediakan 300.000 posyandu tiap RT dan RW, 10.000 USG untuk ibu hamil dan deteksi dini kanker payudara, tenaga kesehatan diperbanyak dan diperkuat mutu untuk cegah sakit terutama program prioritas kesehatan: stunting, imunisasi gratis, tuberkulosis / TBC, penyakit tidak menular, kanker, kesehatan ibu dan anak

2. Pilar kedua layanan rujukan untuk mencegah kematian terbanyak disiapkan sumber daya dan infrastrukturnya untuk MENYELAMATKAN NYAWA MANUSIA diantaranya penyebab terbanyak meninggal: stroke, penyakit jantung, kecelakaan, kanker, penyakit ginjal, dll. MENKES SEDANG KERJA NGEBUT DAN SAT SET! Alat diagnositik, kemoterapi, radioterapi kanker disiapkan dan dikerjasamakan dengan pihak kompeten (pemenuhan sumber daya selain sinergi pusat dan daerah juga penting kolaborasi pentaheliks dan hibah / bantuan), juga menyiapkan cathlab untuk tatalaksana stroke & penyakit jantung akut hampir di seluruh RSUD di Indonesia

3. Teknologi kesehatan: precise dan preventive medicine berbasis genetik, genome sequencing, superapps masyarakat aplikasi SATUSEHAT salah satunya untuk download dan mendokumentasikan sertifikat imunisasi anak, skrining penyakit, dll. Mengedepankan pelayanan yang bermutu, modern, dan bersaing global. Pilar ke 6 teknologi kesehatan menjadikan lebih digitalisasi, otomatisasi, based on data (data driven policy), preventive and precise medicine, berbasis pemetaan genetik kita akan tau pakah memiliki bakat apa saja yang dapat dihindari dan dideteksi dini secara berkala misalnya memiliki bakat genetik thalasemia, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit genetik lainnya. Hal ini juga mengadaptasi kemajuan sistem kesehatan global di Indonesia. Semoga kesehatan Indonesia lbh efektif, efisien, modern. Genome sequencing banyak manfaatnya termasuk di era covid19 mendeteksi varian, kemungkinan puncak gelombang kasus dan kapan gelombang kasus akan berakhir, dsb. 

Utk precise medicine berbasis genetik / BGSi kemenkes berupaya utk menciptakan sistem kesehatan precise dan pencegahan berbasis genetik. Klo negara lain bs, kenapa negara kita tidak bs? Dengan pencegahan akan minimalisir cost dan baik utk masyarakat krn aspek cegah sakit diutamakan dan lbh efektif efisien.

Kesehatan fundamental dan urusan setiap orang, seperti puzzle kita harus gotong royong mewujudkannya. Ada upaya terus perbaikan lebih baik sangat diapresiasi, jangan statis dan tidak inovatif / out of the box karena tantangan kesehatan makin luas, harus naik kelas menjadi paradigma sehat (cegah sakit). Semoga kesehatan dapat BENAR DIEKSEKUSI baik dan tidak sekedar ide dan narasi hebat.

Lalu apa yang dipertentangkan dari RUU ini? Menurut saya ada 2 hal besar:

1. Nama organisasi profesi tidak disebutkan di RUU krn pemerintah tidak mau mengatur, agar independen. Wewenang OP utk rekomendasi izin praktek 5 th sekali tenaga kesehatan DIHAPUS. Diambil alih oleh KEMENKES (pemerintah) dan GRATIS

2. Collegium (hospital) based upaya cetak dr spesialis menambah proses yg sudah ada berbasis universitas dan academic health system. Sistem collegium based ini akan gratis biaya pendidikannya utk peserta didik dan tetap digaji RS pendidikan selama sekolah, bertujuan memenuhi kebutuhan spesialis di pelosok yg kurang berbasis data. Mutu lulusan? Sudah disusun modul oleh kemenkes, kolegium dan ahli terkait di Indonesia, dan tim ahli dari best practice negara lain. Kolegium diprioritaskan saat ini utk menjawab tantangan isu prioritas kesehatan dan kematian terbanyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline