Indonesia merupakan peringkat ke-2 di dunia pengidap Tuberkulosis (TB) terbanyak sesudah India. penduduk Indonesia hanya seperempat India, itu berarti Indonesia memiliki beban TB terbesar di dunia. Dari penelitian, dalam 300 orang seharusnya ada 1 pasien TB, atau dalam 100.000 penduduk ada 336 orang yang sakit TB. Oleh karena itu pencarian kasus secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke fasilitas kesehatan kurang dapat mendongkrak penemuan kasus. Perlu pencarian kasus secara aktif melalui program "ketuk pintu" yang dilakukan oleh kader TB dan petugas Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH) yang menjadi unggulan di DKI Jakarta, juga dapat melalui bakti sosial, skrining massal di tempat umum, dan bahkan medical check up.
Tahun 2017 dari Kementerian Kesehatan menginstruksikan seluruh provinsi melakukan kegiatan ketuk pintu penjaringan kasus TB dari tanggal 1-23 Maret 2017. Hari TB itu sendiri diperingati setiap tanggal 24 Maret. Di Jakarta Timur hasil ketuk pintu sampai dengan tanggal 17 Maret 2017, terdapat 15.522 rumah yang diketuk, 40.132 orang yang diskrining, 4.723 orang yang di cek dahak, dan 238 orang (+) TB. Kegiatan ini juga dilakukan di Peringatan Hari TB Sedunia Tingkat Provinsi DKI Jakarta melalui deteksi dini terintegrasi TB, Kusta, HIV AIDS, dan Penyakit Tidak Menular (PTM) pada tanggal 18 Maret 2017 kemarin di Rusunawa Mutiara Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
Rusunawa Pulogebang dan RW 08 Kelurahan Pulogebang banyak ditemukan kasus TB dan kusta. Acara skrining terintegrasi ini ditujukan untuk mencari kontak serumah dan lingkungan sekitar penderita TB atau kusta, karena contact investigation berpeluang menemukan kasus baru sebanyak 5% dibandingkan hanya "asal" mengetuk pintu. Cakung sendiri angka deteksi kasus TB selama ini masih rendah, sehingga penyelenggaraan kegiatan tersebut diharapkan dapat mendongkrak penemuan kasus TB di Cakung. Acara Hari TB Sedunia ini adalah program dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang penyelenggaraannya akan didukung oleh APBN dan BLUD Puskesmas Kecamatan Cakung.
Acara ini mencakup skrining terhadap 500 orang yang terdiri dari 350 orang warga rusun, 150 orang warga RW 08 (RT 01, RT 02, RT 03). Acara dimulai pada pukul 08.00 dengan disambut abang none Jakarta Timur dan tarian selamat datang khas daerah Betawi, lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan pembacaan doa. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan laporan panitia oleh dr. Widyastuti, MKM selaku Ketua Bidang P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sambutan Walikota Jakarta Timur, Drs. Bambang Musyawardana, MSi ,dan sambutan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Koesmedi Priharto, Sp.OT, M.Kes.
Acara dibuka secara bersama oleh 8 orang pejabat daerah di lingkungan DKI Jakarta dengan memukul gendang. Selanjutnya Walikota Jakarta Timur ditemani Kepala Dinas Kesehatan meninjau lokasi yang terdiri dari 10 stand Puskesmas yang melakukan pemeriksaan one stop service deteksi dini PTM, kusta, TB, dan HIV. Semua pasien > 15 tahun di periksa tekanan darah dan gula darah, semua pasien > 17 tahun diperiksa HIV. Bahkan Puskesmas Kramat Jati menyediakan pemeriksaan sifilis. Walikota pun mencoba pemeriksaan yang ada di stand.
Acara dilanjutkan dengan talkshow mengenai TB dan DM dengan narasumber dari Subdit TB Kementerian Kesehatan, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dengan dimoderatori Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Selain itu acara dimeriahkan oleh stand LSM Aisyiyah, LSM Pejuang Tangguh (PETA), bazaar ibu PKK Kecamatan Cakung dan Kelurahan Pulogebang, dan acara hiburan berupa tarian cuci tangan dari Puskesmas Cakung, tarian CERDIK dari RSUK Matraman, MARS TOSS TB dari Puskesmas Kramat Jati, games, acara hiburan, dan doorprize menarik lainnya.
Tercatat ada 500 pasien diskrining, 391 orang di cek HIV dan 1 orang (+) HIV, 146 suspek TB dan 59 orang di cek dahak (hasil Tes Cepat Molekular atau TCM akan keluar sekitar 1 minggu lagi dari RS Persahabatan), 57 orang suspek kusta dan 1 orang (+) kusta, 98 orang DM, dan 126 orang hipertensi. Harapannya akan ada kegiatan serupa seperti ini agar pemeriksaan pasien berjalan holistik dan kegiatan program tidak terkotak-kotak aatau berjalan sendiri-sendiri.
Walikota dalam sambutannya berpesan "TB bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tapi harus menjadi perhatian dan tugas kita bersama. Para camat, lurah, ketua RW dan RT, serta seluruh perangkat daerah membantu melaksanakan pengendalian TB". Masyarakat pun berperan penting dalam pengendalian TB untuk menemukan kasus dan membantu keberlanjutan pengobatan warganya sampai dinyatakan sembuh. Sebaiknya diadakan sidak kebersihan lingkungan rumah masyarakat, masalah dan ancaman kesehatan disampaikan di setiap kesempatan kepada masyarakat seperti saat prmberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dan kegiatan lainnya. Harapannya kegiatan hari TB ini tidak hanya berjalan selama Bulan Maret 2017, tetapi juga berjalan seterusnya untuk menjaring kasus secara aktif.
Penemuan kasus sebanyak-banyaknya, follow-up pengobatan dengan baik sampai dengan sembuh, dan pencatatan pelaporan yang baik akan meningkatkan capaian indikator program dan dapat mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Salam TOSS TB. Temukan dan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis.
Ngabila Salama.