Lihat bulan itu! Sedari tadi dia menghardikku. Aku tak berani memandangnya, matanya mendelik kepadaku.
Mendung tak ada malam ini, langit cerah secerah-cerahnya. Rembulan terang benderang, malam purnama kedua belas.
Tak satupun awan berani menyapu langit. Bintang-bintang sekenanya keluyuran tak tahu aturan. Bertebaran bak ditumpahkan. Formasinya pun rancu.
Angin malam berhembus semerawut. Jangkrik-jangkrik berceloteh berisik. Sekawanan tikus yang sejak lama menguasai loteng kamarku, kocar-kacir diuber kucing garong.
Aku malu pada semua ini. Kupingku ku sumbat dengan bantal. Alam semesta dengan lancang telah bersekongkol, mereka telah membuat kongsi untuk merayakan kesendirianku.