Elok nian peringaimu. Takjub aku dibuatnya. Acap kali kau berperan, bermuluk-muluk impaknya.
Muak, jelak aku. Api padam puntung berasap. Celotehmu bergajulmu.
Sudah, hentikan dagelanmu! Marem aku kesemsem.
Sesekali tolehlah gunung! Jangan melulu menjuling lembah.
Tidurlah! Mendengkur yang keras! Mungkin adam bisa lebih jenjam.
Sejak lama aku tahu maksud dan tujuanmu.
Cukup enteng, sekedar membungkus api dalam sekam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H