Lihat ke Halaman Asli

Najib Fachruddin Thoha

Paradoks Etnik Pujangga

Api dalam Sekam

Diperbarui: 16 Maret 2021   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com


Elok nian peringaimu. Takjub aku dibuatnya. Acap kali kau berperan, bermuluk-muluk impaknya.

Muak, jelak aku. Api padam puntung berasap. Celotehmu bergajulmu.

Sudah, hentikan dagelanmu! Marem aku kesemsem.

Sesekali tolehlah gunung! Jangan melulu menjuling lembah.

Tidurlah! Mendengkur yang keras! Mungkin adam bisa lebih jenjam.

Sejak lama aku tahu maksud dan tujuanmu.

Cukup enteng, sekedar membungkus api dalam sekam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline