Detikku kubiarkan berdetak
Terseyok-seyok menuju menit
Menit yang prihatin itu meringis
Jam yang ditujunnya terus menjauh
Kini hari bergulir lambat
Malas berganti hanya berdiam diri
Hari di ujung bulan masih menanti
Sedang untuk membuka dini saja masih berat kaki
Satu minggu tak lagi tujuh hari lamannya
Mendadak terasa begitu lamban
Minggu tak lagi menanti sabtu
Sabtu pun engan menemui minggu
Semua pihak bersikukuh
Keras kepala
Entah, siklus macam apa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H