Gerbang Tol Cikopo (dok.kompas.com)
Tidak seperti pada tahun tahun sebelumnya,siaran langsung liputan media televisi tentang arus mudik dan arus balik Lebaran selalu dilakukan disepanjang jalur Pantura dan Jalur Selatan terutama di provinsi Jawa Barat.Titik titik kemacetan jalur Pantura Jawa Barat seperti di Simpang Jomin,Pamanukan,Patrol,Kandangheur,Lohbener,Jatibarang sudah menjadi menu wajib yang harus diliput kondisi arus lalu lintasnya kala arus mudik dan arus balik Lebaran saat itu.
Kondisi berbeda terlihat pada arus mudik dan arus balik lebaran tahun 2015 ini.Liputan berbagai media elektronik serta situs media online beralih ke jalur tengah yakni Cipali.Jalan tol terbaru yang melintasi 5 kabupaten yang ada di Jawa Barat yaitu Kabupaten Purwakarta,Subang,Indramayu, Majalengka dan Cirebon. Jalan tol tersebut berawal di Cikopo,Kabupaten Purwakarta dan berakhir di Palimanan,Kabupaten Cirebon sehingga lebih dikenal dengan sebutan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).Tol Cipali yang menyandang predikat sebagai jalan tol terpanjang di Indonesia dengan panjang 116.75 km ini, diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu 13 Juni 2015.Sebagai bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa,Tol Cipali ini diharapkan dapat mengurai kemacetan di sepanjang jalur pantura Jawa Barat serta memperpendek jarak tempuh dari Cirebon ke Cikampek.
Memangkas waktu perjalanan,lebih cepat dan hemat biaya,cerita itulah yang saya dapatkan dari kakak ipar sebut saja namanya Mas Pras yang mudik dari Bekasi menuju ke Yogyakarta.Bila pada tahun tahun sebelumnya lama perjalanan mudik menggunakan kendaraan pribadi melewati jalur Pantura memakan waktu lebih dari 30 jam bahkan pernah 36 jam untuk sampai ke kota Yogyakarta,pada momen mudik tahun ini kakak ipar saya tersebut lebih cepat sampai di Yogyakarta.Berangkat dari Bekasi pada Sabtu 4 Juli 2015 sekitar jam 15.00 WIB dan sampai di kota Yogyakarta pada hari Minggu 5 Juli 2015 jam 05.00 WIB. Momen pulang kampung pada tahun ini memang sedikit mengalami perubahan karena bersamaan dengan liburan sekolah.
Berbagai kesan dan cerita diperoleh saat kakak ipar saya ini menjajal Tol Cipali.Terutama adalah tentang masih antrinya kendaraan ketika memasuki pintu tol Cikopo dan di Pintu Tol Palimanan. Antrean kendaraan di gerbang tol Cikopo tersebut disebabkan karena sistem pembayaran Tol Cipali masih menggunakan uang tunai.Sehingga dibutuhkan waktu yang lebih banyak bagi penjaga pintu tol untuk menghitung uang serta memproses kembaliannya.Selain itu masih banyak pengendara yang tidak memiliki uang receh sehingga mereka harus membayar dengan uang nominal besar dan penjaga tiketnya tidak mempunyai uang kecil untuk kembalian.Ditambah lagi para petugas penjaga pintu tol tersebut kebanyakan masih tergolong pegawai baru sehingga cukup kewalahan dan belum terbiasa dalam menghadapi ribuan pengendara mobil yang antre.
"Saya pikir Tol Cipali ini sistem pembayarannya sama dengan tol tol lainnya di Jakarta.Makanya sebelum berangkat pulang kampung,saya sudah mengisi kartu e-money lumayan banyak.Ternyata sewaktu saya tanyakan ke penjaga tiketnya apakah kita bisa membayar dengan e-money?Penjaga tiketnya terlihat kebingungan dan tidak memberikan jawaban bisa tidaknya," cerita kakak ipar saya.Padahal penggunaan e-money ini untuk proses pembayaran di jalan tol menurut keterangan dari PT Jasa Marga bisa mempersingkat waktu transaksi pembayaran tol.Bila menggunakan transaksi tunai memakan waktu 8-10 detik per kendaraan,sedangkan bila menggunakan e-money menjadi lebih singkat,hanya 2-3 detik per kendaraan.Lebih cepat dan praktis.Selain itu dengan menggunakan e-money,pihak pengelola jalan tol tidak perlu menyediakan uang tunai pecahan kecil dalam jumlah besar setiap harinya untuk uang pengembalian tiket.
Beruntung waktu itu perjalanan pulang kampungnya kakak ipar saya ini di pertengahan bulan puasa (H-12) sehingga antrian kendaraan di gerbang tol Cikopo tidak terlalu panjang.Perjalanan mudik pun melewati Tol Cipali saat itu berjalan lancar.Ditunjang kualitas jalan yang masih bagus,membuat nyaman selama menyusuri tol Cipali ini.Berhubung perjalanan mudiknya masih dalam keadaan berpuasa,akhirnya Mas Pras ini beserta keluarganya berbuka puasa di dalam mobil saat perjalanan.Ada kejadian lucu yang diceritakan kepada saya ketika hendak berbuka puasa yaitu ada sebuah mobil di depan yang tiba tiba belok ambil jalur ke kanan dan langsung berhenti di pinggir bahu jalan.Mobil tersebut berhenti,penumpangnya turun semua lalu mereka menggelar tikar,duduk dan buka bersama.Mas Pras sampai geleng gelang kepala,heran melihat kejadian tersebut.Acara buka puasa bersama yang sangat berbahaya,apa jadinya bila tiba tiba ada mobil nyelonong menabrak mereka.Duh..duh acara buka bersama yang dilarang ditiru oleh siapapun.
"Kami sempat berhenti di rest area pertama (KM86) untuk menunaikan sholat maghrib serta untuk beristirahat sejenak,memulihkan kondisi badan.Bangunan musholanya sudah berdiri dengan megah,didominasi warna cat putih serta terdapat lubang angin yang cukup banyak di setiap sisinya.Toiletnya juga cukup bersih,sayangnya sewaktu saya ingin buang air kecil di toilet tersebut, ternyata di bak kamar mandinya tidak ada air sama sekali.Terpaksa saya membawa air sendiri untuk menyiramnya," tuturnya.Mungkin karena masih baru dan terlihat beberapa pekerja sedang
mempersiapkan perlengkapannya sehingga Mas Pras pun memaklumi kondisi tersebut.
Kejadian lucu lainnya yang diceritakan Mas Pras adalah dia serta pemudik lainnya melihat beberapa orang pemudik dengan santainya menyeberang jalan tol Cipali ini.Para pemudik ini berpikir bisa menyeberang dengan bebas karena memang belum ada pagar pembatas antara kedua jalur di Tol Cipali ini.Tentu tindakan ini sangat membahayakan keselamatan pemudik tersebut.
Selain Mas Pras juga menceritakan tentang kebiasaan buruk para pemudik ketika melintas di jalan tol.Di sepanjang bahu jalan tol terlihat aneka macam sampah yang berserakan,mulai dari botol air minum kemasan,kantong plastik bekas hingga bekas makanan yang tak habis disantap. Pemandangan serupa terlihat di beberapa rest area yang ada di Cipali,sampah plastik berserakan. Hal ini di sebabkan karena kurangnya kesadaran dari para pemudik terhadap sampah mereka juga fasilitas tempat sampah yang disediakan oleh pihak pengelola rest area pun dirasa kurang cukup memadai.Karena itu, dia menyarankan agar para pengelola rest area memperbanyak tempat sampah dan petugas kebersihan.Bila tak ada, para pemudik diimbau agar menyimpan sampahnya di dalam mobil lalu membawanya sampai menemukan tempat sampah.Marilah kita budayakan bersama sama membuang sampah pada tempatnya.
Sampah berserakan di salah satu rest area Tol Cipali (dok.Dewi-Semarang)
Begitu juga saat perjalanan arus balik pada Senin (20/7), Mas Pras beserta keluarganya meninggalkan Yogyakarta untuk kembali ke Bekasi.Berangkat sejak jam 15.00 WIB dari Yogyakarta sampai di Bekasi hari Selasa (22/7) sekitar jam 20.00 WIB.Saat arus balik ini,jalur tol Cipali sudah menunjukkan peningkatan volume kendaraan.Lagi-lagi kurangnya persiapan petugas pintu tol menjadi salah satu yang membuat antrean panjang terulang kembali.
"Mungkin karena masih baru,kami keluar tol Cipali dengan waktu sekitar 3-4 jam,itupun masih dipotong dengan berhenti di rest area sebanyak 2 kali dan kami percaya mudik tahun depan semuanya akan lebih cepat dan teratur," papar Mas Pras melalui sambungan telepon mengabarkan kepada saya ketika telah sampai di Bekasi.