Lihat ke Halaman Asli

Mewujudkan Energi Bersih dan Terjangkau: Tantangan dan Peluang dalam Mencapai SDGs 7 di Indonesia

Diperbarui: 3 September 2024   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Prioritas negara-negara berkembang dalam transisi energi ramah lingkungan adalah mencapai industrialisasi, terutama dengan sumber energi rendah karbon. Hal ini tentu menghadirkan tantangan tersendiri terutama oleh negara-negara berkembang (Babayomi et al., 2022). Dalam era modern, ketergantungan pada energi semakin meningkat, terutama dengan adanya urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. Namun, tantangan yang muncul adalah bagaimana memenuhi kebutuhan energi ini tanpa merusak lingkungan. Dan dari sinilah, terdapat peran Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya SDGs 7, yaitu "Energi Bersih dan Terjangkau", menjadi sangat relevan.

Energi adalah elemen penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Namun, hingga saat ini masih banyak negara dan wilayah di dunia yang belum memiliki akses penuh terhadap energi bersih, terjangkau, dan berkelanjutan. Energi bersih mencakup energi yang tidak menghasilkan emisi karbon dan bahan berbahaya lainnya yang dapat merusak lingkungan, seperti energi terbarukan dari angin, air, matahari, dan masih banyak lagi. Pemanfaatan energi terbarukan, dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan bahan bakar fosil seperti baru bara dan gas alam, yang terbukti memiliki hasil akhir yang tidak ramah lingkungan. Disisi lain, penerapan penggunaan energi baru yang bersih dan terjangkau, juga diyakini dapat membantu dalam penghematan biaya, terutama bagi masyarakat kurang mampu dan bagi masyarakat terutama di daerah 3T, yang memiliki kesulitan dalam akses energi seperti listrik.

Tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke 7 menargetkan akses universal terhadap energi modern yang andal dan terjangkau pada tahun 2030. Sayangnya, tantangan masih banyak ditemui, terutama di negara berkembang dan wilayah terpencil. Di Indonesia misalnya, kendala dalam infrastruktur, pembiayaan, serta kesadaran masyarakat menjadi penghalang utama dalam mencapai target ini.

Keadaan geografis di Indonesia juga menjadi salah satu faktor dari berbagai tantangan yang harus dihadapi. Daerah-daerah yang berada di luar Pulau Jawa, terutama daerah terluar seperti di Pulau Papua membutuhkan perhatian serius mengenai adanya energi bersih dan terjangkau. Keadaan geografis yang tidak merata, menjadikan infrastruktur yang ada di Indonesia menjadi tidak merata  juga. Dalam hal ini, pemerintah perlu melakukan kerja sama dengan pihak swasta, tokoh adat, atau masyarakat setempat untuk bisa mewujudkan adanya energi bersih dan terjangkau yang merata ke seluruh pelosok negeri.

Di Indonesia, akses energi, terutama energi listrik, masih menjadi tantangan besar. Meskipun sebagian besar penduduk di wilayah perkotaan sudah menikmati akses listrik, masih ada kesenjangan di wilayah pedesaan dan daerah terpencil. Dalam hal ini pemerintah telah berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi hingga mendekati 100%, namun pemerintah masih tetap memiliki tantangan dalam menjangkau daerah terpencil dengan infrastruktur yang terbatas. Dalam hal ini Pemerintah terus berupaya dalam dengan menilai aksesibilitas dan keterjangkauan konsumsi energi modern di daerah perkotaan-pedesaan dan di seluruh rumah tangga dengan tingkat pendapatan yang berbeda (Nugroho, 2020).

Indonesia juga menghadapi tantangan dalam transisi menuju energi bersih. Meskipun negara ini memiliki potensi besar dalam sumber daya energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air namun untuk pengolahan menjadi energi terbarukan yang bermanfaat masih tergolong rendah. Sebagian besar pasokan energi di Indonesia masih bergantung menggunakan bahan bakar energi fosil, yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Pemerintah Indonesia dalam dekade terakhir terus berupaya meningkatkan konsumsi energi modern melalui penerapan program konversi LPG dan pembangunan sejumlah pembangkit listrik yang diharapkan dapat meningkatkan akses terhadap energi modern (Nugroho, 2020).

Selain penggunaan listrik dan konsumsi modern, transportasi berkelanjutan juga merupakan salah satu hal penting yang harus terus diupayakan untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan demi mencapai tujuan SDGs ke 7 mengenai energi bersih dan terjangkau demi masa depan Indonesia yang berkelanjutan.  Oleh karena itu, penggunaan sumber energi bersih dan terbarukan, Mass Rapid Transit (MRT), dan mobilitas tidak bermotor terus digalakkan untuk mendukung sistem transportasi yang berkelanjutan. Namun, ada beberapa tantangan yang harus diatasi untuk mencapai sistem transportasi yang benar-benar berkelanjutan, antara lain biaya peralihan ke kendaraan rendah emisi dan energi bersih, kurangnya infrastruktur untuk mendukung transportasi berkelanjutan, dan perlunya kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang manfaat transportasi berkelanjutan (Pettersson et al., 2021).  

Dalam menghadapi tantangan yang ada, Indonesia juga memiliki peluang untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, diantaranya seperti:
1.Pemanfaatan energi surya
Seperti yang kita tahu, bahwa Indonesia adalah negara tropis. Indonesia memiliki potensi sinar matahari yang baik sepanjang tahun. Indonesia dapat melakukan pengembangan yang baik, dengan menerapkan sistem panel surya untuk memenuhi kebutuhkan listrik yang ada (Puspita, 2024).
2.Pengembangan energi panas bumi
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia. Hal ini memungkinkan Indonesia dalam menerapkan penggunaan energi panas bumi.
3.Pemanfaatan energi angin
Beberapa daerah di Indonesia, seperti di daerah pesisir dan pegunungan, memiliki potensi angin yang baik untuk digunakan dalam pemanfaatan energi.
4.Melakukan kerja sama internasional
Dalam hal ini pemerintah dapat melakukan kerjasama melalui kemitraan global dalam transfer teknologi dan pendanaan yang dapat mempercepat pengembangan energi keberlanjutan.
5.Partisipasi masyarakat dan tokoh sosial
Dengan adanya edukasi dan pemberdayaan masyarakat, maka dapat mempercepat dan mendukung adanya tantangan dalam menghadapi permasalahan global, terutama dalam mewujudkan energi terbarukan. Peran serta semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan dalam SDGs ke 7.

Dalam kesimpulannya SDGs 7 menekankan pentingnya transisi menuju energi bersih yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi inklusif dan terjangkau. Hal ini sejalan dengan visi dan misi global untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, makmur, dan berkelanjutan. Mencapai energi bersih dan terjangkau bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga memastikan kesejahteraan dalam keberlanjutan hidup untuk generasi dimasa yang kan datang.

Untuk dapat mewujudkan peluang yang ada dan juga mencapai semua tantangan yang ada, maka diperlukan upaya kolektif melalui kebijakan dalam mendukung energi terbarukan, peningkatan investasi di sektor energi bersih, dan pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan energi berlanjutan. Dalam hal ini kolaborasi sangat dibutuhkan demi menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan energi bersih dan berkelanjutan, untuk kehidupan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline