Benny Wenda pemimpin perjuangan Papua merdeka yang saat ini menjabat sebagai Ketua The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Peruangan beliau hingga seperti saat ini diawali dengan sejarah masa kecil yang penuh dengan kekerasan. Hal itu membentuk dirinya menjadi individu yang kokoh dlam memperjuangkan aspirasi Papua merdeka di dunia internasional.
Benny Wenda yang disandingkan dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya seperti Nelson Mandela itu melihat bahwa perjuangan Papua merdeka harus diperjuangkan secara damai, atau tanpa kekerasan.
Bagi beliau perjuangan rakyat Papua secara damai berdasar fakta sejarah bahwa masuknya Papua sebagai bagian dari Negara Republik Indonesia (NKRI) melalui konspirasi negara-negara rakus seperti Amerika, Inggris dan Belanda. Sehingga dalam memperjuangkan hak-hak kedaulatan rakyat bangsa Papua harus melalui jalur hukum legal yaitu hkum internasional.
Dalam upaya ini Benny Wenda berhasil membangun lembaga politik internasional yaitu Parlemen Internasional untuk Papua Barat atau Internastional Parliament for West Papua (IPWP) dan lembaga hukum internasional bernama International Lawyers for West Papua (ILMWP) yang beranggotakan pengacara-pengacara handal dan loyal dari seluruh dunia.
Representatif kedua lembaga internasional ini dibentuk untuk menyelesaikan persoalan Papua melalui diplomasi internasional dan menggugat pemerintah Indonesia di Mahkamah Internasional.
Lantas, berikut adalah sejarah dan pergerakan Benny Wenda dari sejak kecil sampai sekarang.
Masa Kecil
Benny Wenda lahir di Lemba Baliem. Masa kecilnya ia mengalami langsung operasi Militer Indonesia wilayah Pegunungan Tengah Papua yang dikenal dengan Operasi 77. Dia menyaksikan sendiri ketika anggota keluarga dan orangtuanya menjadi korban dalam operasi itu.
Pergerakan di Papua
Setelah beranjak dewasa, ia tidak melupakan memori masa kecilnya begitu saja, jiwa perlawanannya memuncak. Pada waktu masih mahasiswa di Jayapura, tahun 1996 Benny Wenda bersama rekan-rekan lainnya memimpin aksi demo besar-besaran di Jayapura untuk memprotes matinya Dr. Thomas Wainggai di LP Cipinang, Jakarta yang dinilai masyarakat Papua tidak wajar.
Pada tahun 2002 Benny Wenda setelah membentuk Dewan Masyarakat Koteka (DeMaK), Demak dibentuk untuk menghimpun masyarakat dalam berjuang tersebut melakukan aksi demonstrasi di Abepura, Jayapura. Aksi ini ditandai dengan pembakaran Pos Polisi. Sehingga Wenda dipenjara di Jayapura. Namun berhasil keluar atau lari dari penjara bersama keluarganya menyebrang ke Papua New Guinea (PNG) dan sekarang menetap di Oxford, Inggris.