Lihat ke Halaman Asli

New Real

perjalanan adalah sebuah kebahagiaan

Mahasiswa Kampus Mengajar Gunakan Permainan Tradisional sebagai Media Pembelajaran

Diperbarui: 16 Juni 2021   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar Degan Permainan Tradisional (Dokpri)

Pada 2021 ini kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan program kampus mengajar angkatan 1 dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa terpilih untuk mengajar di daerah 3T.

Salah satu mahasiswa kampus mengajar dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD) Moh Nuril Ikhsan Maulana yang berkesempatan mengajar di SDN SOLONSA Desa Solonsa, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Mahasiswa program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD ini menggunakan permainan tradisional congklak sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa di kelas rendah.

Matematika Menyenangkan Bukan Menakutkan  

                Tidak sedikit siswa yang memiliki stigma bahwa matematika adalah pelajaran yang susah dan menakutkan.

“Beberapa siswa yang sempat saya tanya mengungkapkan bahwa matematika adalah pelajaran yang susah. Menurut saya pemikiran ini dapat muncul karena siswa ketika belajar matematika tidak menggunakan metode yang tepat sehingga siswa kurang nyaman dan berakhir dengan tidak paham”

                Melihat hal ini Nuril Ikhsan menggunakan permainan tradisional congklak sebagai media pembelajaran dalam materi operasi hitung perkalian dan pembagian untuk siswa kelas 2 SD. Selain meningkatkan kemampuan numerasi siswa nuril ikhsan juga berharap dengan menggunakan metode ini siswa juga mengetahui tentang permainan tradisional dan juga guna melestarikan budaya di tengah perkembangan teknologi masa kini.

                Awal pembelajaran siswa di kenalkan terlebih dahulu dengan permainan tradisional congklak kemudian siswa di ajari untuk bermain congklak sesuai dengan peraturan permainan congkak pada umumnya yang dimana siswa harus bisa menyusun strategi agar tidak kalah.

                Dalam proses ini ekspresi siswa sangat senang dan nyaman dalam melakukan permainan yang tanpa sadar sebenarnya mereka juga sedang belajar matematika.  

                Setelah mereka usai bermain kemudian siswa di latih untuk belajar perkalian menggunakan congklak yang telah mereka gunakan tadi. Pengenalan konsep perkalian bilangan melalui permainan congklak dalam pembelajaran matematika dilakukan dengan beberapa langkan di bawah ini :

  • Tanpa memberitahukan jumlahnya, guru memberikan kepada setiap siswa 49 buah congklak.
  • Siswa mengisi masing-masing lubang rumah dengan 7 buah congklak.
  • Siswa diminta menentukan jumlah buah congklak yang diberikan guru. Karena angka 7 ada sebanyak 7 kali, maka dapat dituliskan 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 7 × 7 = . . .

Dalam proses pembelajaran siswa akan lebih mudah menerima materi dengan baik ketika mereka merasa nyaman dan senang dalam belajar dan tidak dalam perasaan tertekan atau tidak nyaman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline