[caption id="attachment_163969" align="aligncenter" width="550" caption="source : http://newkidjoy.blogspot.com/"][/caption] Bulan November hingga Februari merupakan bulan yang penuh berkah. Berkah akan hujan yang sering turun, namun ketika berkah tersebut tidak dapat dikelola dengan baik akan mengakibatkan bencana kepada kita semua. Sangat tragis memang, ketika musim kemarau air sulit didapatkan sampai-sampai air tanah yang berada di summur pun dapat habis ketika musim kemarau. Sedangkan saat musim hujan turun, air yang telah diturunkan dan kita nanti-nanti semaasa musim kemarau justru kita sia-siakan karena tidak bisa kita kelola dengan baik. Sedikitnya masyarakat yang sadar akan memasang/instalasi sumur resapan untuk mengurangi direct run off (jumlah total air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah). Selain sumur resapan, kini juga sudah ada teknologi yang dapat di-installasikan di setiap rumah-rumah tinggal yang berupa sebuah kolam kecil yang berada dibawah permukaan tanah yang gunanya untuk menampung air hujan sementara yang berasal dari distribusi air hujan dari talang atap rumah. Kelemahan dari sistem tersebut, yaitu butuh lahan tanah dan biaya yang cukup memadai untuk pembuatan kolam mini tersebut. Tapi teknologi tersebut bukan satu-satunya solusi yang ada. Penggunaan barang-barang bekas pun dapat dimanfaatkan untuk menampun air hujan ini. Salah satunya yaitu penggunaan tong barrel/galon bekas yang sudah tidak digunakan. Air hujan yang turun dari talang atap dialirkan menuju tong barrel yang kemudian disimpan di dalam tong barrel untuk digunakan dalam menyirami tanaman atau untuk mencuci kendaraan pribadi. Tong barrel ini harus memiliki dua komponen utama. Pertama yaitu tempat untuk masuknya ari dari talang atap yang mana dalam proses masuknya air ke dalam tong barrel, harus ada penyaring yang akan memisahkan sampah organik dan benda-benda asing yang akan masuk kedalam tong barrel. Penyaringnya dapat berupa kawat ayam yang disusun bertingkat mulai dari kawat ayam yang berlubang besar samapi berlubang kecil-kecil. Kedua, yaitu tempat keluarnya air. Tempat keluarnya air sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu tempat keluarnya air untuk penggunaan air itu sendiri dan tempat keluarnya air jika tong barrel sudah penuh. Jika tidak sedang ingin digunakan air yang berada dalam tong barrel dapat kita alirkan ke dalam tanah utnk meningkatkan air tanah kita sendiri. Mengalirkan air tanah dengan menggunakan pipa ukuran keran air biasa yang sisi-sisinya diberikan luban-lubang untuk tempat keluarnya air. caranya pipa tersebut dimasukkan kedalam tanah arah vertikal yang ujungnya dinaikkan diatas permukaan tanah sedikit kira-kira cukup untuk dipasangkan selang sebagai penghubung antara pipa yang telah dipendam dan keran air dari tong barrel. Cukup simpel kan? Hanya bermodalkan tong barel, keran air, pipa air, selang yang mana sebagian barang-barang tersebut kan sudah ada dirumah dan tinggal kita gunakan. Penggunaan teknologi ini dapat dibilang murah daripada kita mengpalikasikan kolam mini di bawah permukaan tanah untuk menampung air. Walaupun jumlah air yang tertampung masih sedikit, tapi tetap bisa memberikan kontribusi yang cukup untuk mengurangi sedikit resiko banjir JIKA banyak orang yang mengaplikasikan teknologi yang menyimpan air hujan dan menghindari direct run off yang besar langsung menuju sungai. Berikut contoh bentuk tong barrel yang saya dapatkan dari situs buildpedia.com [caption id="" align="alignnone" width="512" caption="Source : http://newkidjoy.blogspot.com/"] [/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H