GoDok - Anda tentu sudah sangat familiar dengan minuman isotonik yang digadang-gadang dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang. Namun, sebenarnya apa sih minuman isotonik itu? Minuman isotonik adalah cairan yang memiliki konsentrasi yang mirip dengan cairan tubuh seperti natrium, kalium, klorida, dan magnesium. Minuman isotonik awalnya bertujuan untuk membantu para atlet mengatasi cairan tubuh, elektrolit dan energi setelah latihan atau pertandingan. Di barat, minuman isotonik sangat identik dengan olahraga hingga mendapat julukan sports drink karena manfaatnya yang bisa mengatasi dehidrasi setelah beraktivitas seharian.
Lalu kapan tubuh kita membutuhkan minuman isotonik? Dokter spesialis okupasi, Maya Setyawati mengatakan minuman isotonik sebaiknya hanya dikonsumsi saat melakukan aktivitas yang lebih berat daripada biasanya karena cairan yang keluar dari dalam tubuh otomatis akan lebih banyak. Hal senada juga diungkapkan ahli diet Orlando Health di Florida, Amerika Serikat, menurutnya minuman isotonik hanya baik dikonsumsi sehabis melakukan olahraga berat dengan durasi lebih dari 1 jam karena pada situsi ini otot berisiko kram hingga pusing karena banyaknya cairan yang dikeluarkan. Namun, hal unik mengenai minuman isotonik datang dari penelitian Oxford University pada sebuah acara marathon di Inggris yang memberikan minuman isotonik pada 50 pelari dan air putih biasa pada 50 pelari lainnya. Hasilnya membuktikan bahwa tidak ada manfaat yang signifikan pada kecepatan para atlet yang mengonsumsi minuman isotonik dibanding yang mengonsumsi air putih. Hal ini dapat dimaklumi, karena minuman merupakan pengganti cairan tubuh, bukan penambah energi.
Selain aktivitas berat, minuman isotonik dianjurkan untuk dikonsumsi saat sakit diare atau muntah yang seringnya mengakibatkan dehidrasi. Lalu, bagaimana dengan orang yang suka mengonsumsi minuman isotonik walaupun tidak dalam keadaan beraktivitas berat atau sakit? Menurut guru besar di bidang keahlian Imunologi-Farmakologi ITB, Prof. Andreanus Andaja Soemardji minuman isotonik tidak disarankan untuk dikonsumsi secara reguler atau terlalu sering karena menyebabkan ginjal yang harus bekerja ekstra keras, dalam jangka waktu yang panjang akan berisiko terkena penyakit gagal ginjal.
Jadi, mulai sekarang, bijaklah dalam memilah-milah setiap minuman yang akan Anda konsumsi. Karena beda minuman beda juga khasiatnya.
Baca artikel seputar kesehatan menarik lainnya di www.go-dok.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H