Berbicara soal menginap di hotel, losmen atau semacamnya, pada awalnya aku tidak punya banyak kisah. Aku berasal dari keluarga yang memang tidak memiliki kebiasaan untuk melakukan perjalanan yang jauh. Oleh karenanya, di waktu kecil hingga remaja aku tidak begitu familiar dengan yang namanya hotel.
Maksudku begini. Bagi mereka yang terbiasa melakukan kegiatan traveling, besar kemungkinan akan akrab dengan hotel atau penginapan. Karena penginapan adalah hal yang nyaris tidak terpisahkan dari kegiatan traveling. Betul kan?
Aku masih ingat betul. Pengalaman pertamaku menginap di hotel terjadi saat aku lulus SMP pada 2003. Kala itu, aku dan rombongan teman-teman SMP-ku berwisata ke Bali. Dari Malang, kami menuju Bali melalui perjalanan darat. Dan rombongan kami menginap di Hotel Nikki, Denpasar.
Pengalaman pertamaku menginap di hotel ini sungguh unik. Satu kamar diisi empat orang. Di kamar tersebut terdapat dua bed. Jadilah satu bed dipakai oleh dua orang. Baiklah, hal ini tentu untuk menghemat budget. Karena kami semua adalah remaja baru lulus SMP yang masih ikut orangtua. Dan belum mempunyai penghasilan sendiri, yang bisa dengan leluasa mengatur-atur akomodasi hotel sesuai keinginan. Hahaa.
Pengalamanku menginap di hotel berikutnya terjadi pada 2008. Kala itu aku di pengujung kuliah semester empat. Aku dan angkatanku berkesempatan study tour ke Jakarta. Selama di ibukota kami menginap di Hotel Sofyan Cikini.
Selanjutnya, di awal 2009 aku melakukan perjalanan singkat ke Jogja bersama bapakku. Kala itu kami menumpang kereta api untuk berwisata sejenak ke kota gudeg. Di sana kami menginap di sebuah losmen di Jalan Dagen. Tak jauh dari Malioboro. Senangnya, karena itu adalah pengalaman pertamaku berkunjung ke Jogja.
Semenjak mulai bekerja pada 2011, kesempatanku menginap di hotel meningkat drastis. Hal ini lantaran kebutuhan, tatkala melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Akhirnya aku mulai terbiasa dengan aktivitas menginap di hotel. Dari sini, aku menemui berbagai serba-serbi kala menghabiskan waktu di hotel-hotel yang kuinapi.
Hal pertama yang kita lakukan saat memutuskan menginap di sebuah hotel adalah menanyakan apakah ada akomodasi yang kosong kepada petugas di resepsionis. Jika ada, maka proses check in untuk menginap akan berlanjut. Atau jika sudah memesan kamar terlebih dahulu, maka proses yang kita lakukan adalah mengonfirmasi pesanan yang sudah kita buat.
Saat proses check in ini, aku paling suka mengamati setiap sudut yang ada di resepsionis hotel yang hendak kuinapi tersebut. Ya, bagaimana tidak? Resepsionis adalah gerbang utama yang akan dilewati oleh seorang tamu hotel. Pada momen ini, adalah penting bagi pengelola hotel untuk memberikan kesan yang ekselen kepada para konsumen yang menggunakan hotelnya.
Sambil menunggu si petugas resepsionis memproses pesanan kamarku, biasanya aku akan mencari brosur dari hotel bersangkutan. Bisa juga kartu nama. Dua benda ini bagiku sungguh berharga, karena memuat informasi yang barangkali akan kita butuhkan di masa mendatang.
Tatkala proses check in selesai, maka aku bisa segera mendapatkan kamarku. Dari berbagai pengalamanku, ada hotel yang menyediakan seorang petugas yang akan memandu kita untuk menuju ke kamar. Namun, banyak juga hotel yang tidak menyediakannya. Alhasil, jika aku sedang membawa tas atau koper yang cukup berat, aku harus membawanya sendiri ke kamarku. Fiuuhh.