Lihat ke Halaman Asli

Tanggapan Kreatif untuk Mereka yang Suka Buang Sampah Sembarangan

Diperbarui: 31 Maret 2023   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan untuk tidak membuang sampah sembarangan. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Pada detik ini, tak terasa aku sudah tiga tahun lebih merantau. Aku yang berumah tinggal di Malang, harus hijrah ke Bukittinggi. Hal ini tak lain tak bukan karena tuntutan untuk mencari nafkah. 

Jika aku tak hijrah ke Bukittinggi, maka aku tak bisa bekerja. Jika aku tak bekerja, maka aku tidak akan memperoleh penghasilan. Dan jika aku tidak mempunyai penghasilan, maka aku akan menjadi beban keluargaku di Malang. Huufftt, sereemm...

Oleh sebab itulah, aku rela menekan egoku dalam-dalam untuk meninggalkan segala zona nyamanku di Malang. Aku pindah ke Bukittinggi, dan memulai hidupku dari nol. Aku yang orang Jawa, harus beradaptasi dengan lingkungan yang didominasi oleh masyarakat Minang.

Setiap hari, aku masih mencoba berdamai dengan diriku sendiri. Bahwa nafkahku saat ini sudah disediakan Tuhan di Bukittinggi. Aku tinggal mengumpulkan niat dan menjalaninya dengan ikhlas. 

Nah, yang terakhir ini yang masih selalu kuusahakan. Karena aku yakin, dengan ikhlas semuanya akan terasa lebih mudah dan baik-baik saja. Semoga.

Kau tahu Bukittinggi 'kan? Sebuah kota yang terletak di Sumatera Barat. Jika kau tahu Jam Gadang, monumen ini berada di Bukittinggi. Jam Gadang adalah satu dari sekian banyak objek wisata yang dimiliki Sumatera Barat. Dan seperti yang sudah aku bilang, tempat kerjaku berada di Bukittinggi.

Bagiku, setiap hari adalah waktu untuk berproses dan bertumbuh. Setiap hari akan menghadirkan pengalaman yang berbeda-beda. Aku ingin sedikit bercerita soal kehidupan yang sedang kujalani di Bukittinggi. 

Aku telah memilih sebuah rumah sebagai tempat tinggalku di Bukittinggi. Jaraknya sekira lima kilometer dari kantor tempatku bekerja. Bila kantorku berada di wilayah Bukittinggi, maka rumah tinggalku berada di wilayah yang bernama Gadut. Gadut ini sudah masuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam.

Aku mencoba menikmati setiap perjalananku kala harus pergi ke kantor. Kulewati persawahan, bukit-bukit menjulang, dan Gunung Marapi serta Singgalang di kejauhan. 

Aku yang sudah terbiasa hidup di Malang yang notabene adalah perkotaan, harus beradaptasi dengan Gadut yang kental dengan nuansa pedesaan. Namun yang menjadi penghiburanku, suhu udara di Gadut dan Bukittinggi relatif sama dengan Malang. Dingin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline