Lihat ke Halaman Asli

Nevi Saniatul Fajria

Universitas Airlangga

World Bank: RI Lepas dari Ancaman Resesi Ekonomi yang Mengancam Dunia Internasional

Diperbarui: 9 Juni 2022   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: madote.com

Oleh: Nevi Saniatul Fajria| Akuntansi| Fakultas Ekonomi dan Bisnis| Universitas Airlangga

Kamis, 09 Juni 2022

Pada 24 Februari lalu, Rusia menggemparkan dunia karena melakukan serangan militer ke sejumlah kota di Ukraina secara tiba-tiba. Akan tetapi, hubungan Rusia dengan Ukraina memang sedang memanas karena Rusia menganggap Ukraina menentang Rusia bahkan diduga akan bergabung dengan NATO. 

Konflik yang terjadi di antara Rusia dan Ukraina tidak hanya menyebabkan permasalahan geopolitik, tetapi juga berpengaruh pada kondisi ekonomi global secara signifikan. Hal tersebut terjadi melalui tiga pintu utama, yakni sanksi ekonomi, peningkatan harga komoditas, dan gangguan pada rantai pasokan. 

Perang antara Rusia dan Ukraina yang masih terus berkobar hingga detik ini mengancam dunia internasional berdasarkan penglihatan Bank Dunia akan potensi resesi yang terlihat di depan mata. Bahkan, Bank Dunia sendiri pesimis akan keberhasilan negara-negara internasional dalam mengatasi ancaman mundurnya roda ekonomi tersebut. 

Rasa pesimis Bank Dunia terhadap negara-negara internasional itu disebabkan oleh besarnya kemungkinan inflasi yang cukup tinggi dimana tekanan ini tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. Kondisi ini diungkap dalam laporan Global Economic Prospect June 2022 (GEP). Pertumbuhan ekonomi pada dua negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan Cina juga mengalami pemangkasan. 

Amerika Serikat dipangkas menjadi 2,5 persen, adapun Cina dipangkas menjadi 4,3 persen pada tahun ini. Tidak hanya negara maju, negara berkembang juga turun dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi mereka. Brasil dipangkas menjadi 1,5 persen, dan India dipangkas menjadi 7,5 persen.  

Berbeda dengan negara berkembang lainnya, ancaman resesi ekonomi dalam waktu dekat bagi sejumlah negara yang dikatakan Bank Dunia tidak berlaku bagi  Indonesia. Indonesia dapat dikatakan cukup aman terhadap ancaman resesi ekonomi ini. 

Hal ini dikarenakan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia tetap tumbuh sebesar 5,1 persen. Bahkan, pada 2024, ekonomi RI diproyeksi tumbuh hingga 5,3 persen. 

Perang antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan peningkatan harga komoditas memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dikutip dari data Bank Dunia. 

Peningkatan harga komoditas ini memberikan dampak positif bagi Indonesia dikarenakan RI banyak mengekspor komoditas ke sejumlah negara. Oleh karena itu, ketika harga komoditas sedang tinggi, maka akan membawa keuntungan dengan meningkatnya penerimaan negara secara otomatis bagi Indonesia dari kegiatan ekspor komoditas tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline