Perkembangan kognitif adalah bagian penting dari tumbuh kembangnya anak. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori mendalam tentang hal ini adalah Jean Piaget, seorang psikolog asal Swiss yang terkenal dengan teorinya tentang tahapan perkembangan kognitif. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak terjadi dalam beberapa tahap yang berbeda, yang mencerminkan cara anak-anak memandang dan memahami dunia di sekitar mereka seiring bertambahnya usia. Mari kita jelajahi setiap tahapan tersebut dan bagaimana hal ini mempengaruhi cara berpikir anak.
1. Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)
Pada tahap ini, bayi mulai mengeksplorasi dunia melalui panca indera dan gerakan fisik. Pikiran anak pada tahap ini sangat bergantung pada pengalaman langsung yang mereka peroleh dari interaksi dengan lingkungan.
Beberapa ciri khas dari tahap ini meliputi:
- Penemuan objek permanen: Di awal tahap ini, anak tidak memahami bahwa objek tetap ada meskipun mereka tidak terlihat. Namun, seiring berjalannya waktu, bayi mulai menyadari bahwa benda-benda tetap ada meski tidak terlihat. Inilah yang dikenal sebagai permanensi objek.
- Eksplorasi dunia fisik: Anak mulai mencoba berbagai tindakan, seperti menjatuhkan barang atau menggoyangkan mainan untuk melihat dampaknya.
2. Tahap Praoperasional (2-7 Tahun)
Anak-anak pada tahap ini mulai menggunakan simbol-simbol untuk mewakili objek dan peristiwa. Bahasa menjadi lebih berkembang dan mereka mulai bermain imajinatif.
Karakteristik utama tahap praoperasional:
- Egocentrisme: Anak pada usia ini cenderung sulit untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Mereka berpikir bahwa orang lain melihat, mendengar, dan merasakan apa yang mereka rasakan.
- Pemikiran simbolis: Anak-anak mulai mampu berpikir secara simbolis, yang berarti mereka bisa menggunakan satu objek untuk mewakili yang lain. Misalnya, menggunakan balok sebagai mobil mainan.
- Kurangnya pemahaman konservasi: Anak pada tahap ini kesulitan memahami bahwa kuantitas objek tetap sama meskipun bentuk atau wadahnya berubah. Sebagai contoh, mereka mungkin berpikir bahwa segelas air yang dituang ke dalam gelas yang lebih tinggi berarti jumlah airnya bertambah.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Pada tahap ini, anak-anak mulai berpikir secara lebih logis tentang objek nyata dan situasi konkret. Mereka mulai mampu memahami konsep konservasi dan berpikir secara logis tentang masalah yang dapat mereka lihat atau alami langsung.
Fitur utama dari tahap operasional konkret adalah:
- Pemahaman konservasi: Anak pada usia ini sudah dapat memahami bahwa jumlah suatu objek tidak berubah meskipun tampilannya berubah. Misalnya, mereka mengerti bahwa tanah liat yang dibentuk menjadi bola dan kemudian menjadi panjang tetap memiliki jumlah yang sama.
- Kemampuan klasifikasi: Anak-anak mulai mampu mengelompokkan objek ke dalam kategori dan memahami hierarki antara kategori tersebut.
- Pemikiran logis tentang situasi nyata: Mereka mulai bisa menarik kesimpulan logis dari apa yang mereka amati secara langsung, namun mereka masih kesulitan dengan konsep abstrak.