Lihat ke Halaman Asli

Nevida Tianic

Mahasiswa

TPA Piyungan Ditutup?! Waspadai Cara Sampah Menularkan Penyakit

Diperbarui: 3 Mei 2024   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TPA Piyungan, Muara sampah/ Kompas

    Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Regional yang menampung sampah dari wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Lokasi TPA Piyungan terletak 13,5km atau 26menit dari Kota Yogyakarta, tepatnya di Dusun Ngablak dan Watu gender, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Semenjak mulai beroperasi hingga saat ini, pengelola TPA Piyungan sempat berganti beberapa kali. Pengelolaan TPA Piyungan semula dilakukan oleh Pemda DIY pada awal pengoperasiannya. Namun mulai tahun 2000 TPA ini dikelola oleh Sekretariat Bersama (Sekber) Kartamantul sesuai keputusan Gubernur No. 18 Tahun 2000.

    Kemudian TPA Piyungan diamhil alih oleh Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum, di bawah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral sesuai dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 99 Tahun 2014, dan aktif mulai 1 Januari 2015. Di tahun 2019, pengelolaan TPA Piyungan kemudian dialihkan pada Balai Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY.

Truk Muatan Sampah/Jogjapolitan

     Banyaknya muatan yang tertampung melebihi kapasitas wajar per harinya, sejak tahun 2012 menurut Dokunem Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah dari DLHK Yogyakarta, TPA Piyungan mengalami over capacity atau kelebihan muatan. Selain jumlah sampah yang melebihi kapasitas 600 ton perhari, over capacity ini juga disebabkan oleh skema open dumping atau pembuangan sampah begitu saja tanpa dipilah ataupun diolah terlebih dahulu.

     Selain kondisi sampah di TPA Piyungan yang telah melebihi kapasitas, akses jalan yang terbatas juga mempersulit proses pembuangan dari kendaraan pengangkut sampah. Terlebih, jalan yang dilewati kendaraan pengangkut sampah menuju ke area TPA juga digunakan warga setempat. Dilansir dari Kompas.id, Perwakilan masyarakat sekitar TPA Piyungan, Maryono mengungkap bahwa panjang antrean truk pengangkut sampah bisa mencapai 1,5 kilometer pada waktu-waktu tertentu. Sementara saat kondisi ramai, satu truk butuh waktu 4-5 jam untuk bongkar sampah di TPA Piyungan.

      Berikut cara sampah menularkan penyakit
Penularan penyakit dari buang sampah sembarangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung:

     1. Secara Langsung
Penularan terjadi jika seseorang bersentuhan langsung dengan sampah yang mengandung kuman, lalu kuman tersebut masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Contoh lainnya adalah jika seseorang tergores kaleng berkarat dalam tumpukan sampah dan terluka, bakteri tetanus yang ada pada kaleng berkarat tersebut dapat masuk lewat luka dan menginfeksi tubuh.

     2. Seacara Tidak Langsung
Tumpukan sampah dapat menjadi tempat berkembang biak hewan penyebar penyakit, seperti nyamuk, kecoak, lalat, dan tikus. Hewan-hewan tersebut dapat menjadi perantara bagi kuman penyakit untuk menyebabkan infeksi pada manusia. Beberapa penyakit yang ditularkan tidak langsung antara lain pes, leptospirosis, demam berdarah, malaria, dan cacingan. 

      Sampah yang berserakan memungkinkan kuman penyebab penyakit untuk berkembangbiak dan dapat menjadi sarang bagi hewan perantara penyakit. Berikut adalah berbagai penyakit yang umum terjadi akibat buang sampah sembarangan

 1. Penyakit yang disebabkan oleh parasit

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline