Lihat ke Halaman Asli

Tahun-Tahun Mengenal Buah Pikiran Chairil Anwar

Diperbarui: 9 Agustus 2022   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku ingin hidup seribu tahun lagi...
Sekalipun tidak ada satupun yang hidup selama 1000 tahun, maupun tidak ada yang bisa dan sanggup hidup selama rentang waktu itu, namun setiap kali membaca kalimat di atas, jantung berdegup lebih kencang oleh gelora yang dibawa oleh diksi pada kalimat tersebut. 

Kalimat di atas adalah salah satu bagian puisi Chairil Anwar yang berjudul Aku. 

Belakangan aku tahu bahwa Chairil Anwar menuliskan beberapa puisi cinta yang sangat romantis seperti Cintaku Jauh di Pulau, Tak Sepadan dan Senja di Pelabuhan. Pengenalan mula-mulaku pada penyair adalah ketika karya-karyanya menunjukkan betapa tema individualis dan eksistensi (baik individu maupun sebagai seorang warga Negara) sangat kental terasa. Sampai akhirnya aku membaca beberapa karyanya yang kental dengan patriotisme.

Pertemuan Pertama
Pertemuan pertamaku dengan karya-karya Chairil Anwar dimulai puluhan tahun lalu. Ketika itu, kami sedang mengenal para pujangga dan mempelajari beberapa karya mereka yang tercatat dalam buku pelajaran bahasa Indonesia. 

Chairil Anwar adalah salah satu pujangga Angkatan 45. Dalam buku pelajaran tersebut, karya-karya Chairil Anwar antara lain adalah Aku, Deru Campur Debu, Krawang -- Bekasi, Selamat Tinggal dan Doa..

Berjumpa lagi

Bertahun-tahun setelah pertemuan pertama, aku berjumpa lagi dengan karya Chairil Anwar. Sebuah buku berjudul Aku: Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar, buah karya Sjuman Djaya, terlihat pada film "Ada Apa dengan Cinta?" 

Sejak saat itu, karya-karya Chairil Anwar muncul lagi di permukaan. Setiap remaja pada tahun itu menjadi penggemar puisi-puisi Chairil Anwar. Buku "Aku" dicari oleh banyak orang. Pada masa itu, seolah-olah setiap orang berjumpa lagi dengan Chairil Anwar, dengan rasa yang mungkin lebih melankolis. Karena cinta. Juga, karena Cinta dan Rangga. :)

Paskah tahun ini

Salah satu karya Chairil Anwar muncul ketika aku mencari puisi tentang Paskah menggunakan mesin pencari. Judul karya Chairil Anwar tersebur adalah Isa. Berikut isi puisinya:


Isa
Kepada Nasrani sedjati
Itoe Toeboeh
mengoetjoer darah
mengoetjoer darah

roeboeh
patah

mendampar tanja: akoe salah?

koelihat Toeboeh mengoetjoer darah
akoe berkatja dalam darah

terbajang terang dimata masa
bertoekar roepa ini segera

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline