Kisah tentang Laskar Pelangi baik buku, film dan pulau Belitung pernah jadi fenomena dan sangat populer di negeri ini. Siapapun akan membicarakan tentang 3 hal tersebut. Siapapun. Buku Laskar Pelangi, film Laskar Pelangi dan pulau Belitung, tempat asalnya Laskar Pelangi. Pada masa itu, setiap orang membicarakan 3 hal tersebut dalam waktu yang sangat lama. Sangat lamaaaaaaa. Sudah baca Laskar Pelangi, kan? :)
Laskar Pelangi, sungguh buku yang sangat menarik. Cara bertutur yang sangat menarik juga dari Andrea Hirata. :) Tentang 11 orang yang bersahabat yang menamakan diri mereka Laskar Pelangi. Tentang cerita kehidupan anak-anak yang hidupnya sederhana namun sangat mencintai sekolah. Tentang cinta kasih dan dedikasi ibu guru yang luar biasa. Tentang kehidupan anak-anak yang tempat tinggalnya dekat dengan kehidupan pinggir laut. Tentang pemandangan indah pulau tersebut seolah menyihir semua orang tentang keindahan alami yang tidak tersentuh teknologi.
Setelah buku Laskar Pelangi yang dicetak berkali-kali dan menjadi best seller, filmnya pun menjadi best-seller. Setelahnya, pulau Belitung berada di daftar paling atas untuk dikunjungi. Termasuk, daftar milik aku...
Ke Bangka Dulu
Ada beberapa cara melakukan perjalanan dari Palembang menuju Belitung. Pertama, naik pesawat dari Palembang langsung menuju Belitung. Kedua, menggunakan transportasi air, namun harus mampir dan melintasi pulau Bangka terlebih dulu. Ada 2 jenis transportasi air dari Palembang menuju pelabuhan Tanjung Kalian di Muntok, pulau Bangka, yaitu menggunakan jetfoil dan ferry.
Jika menggunakan jetfoil dari pelabuhan Boom Baru, selama 3 jam; lalu dengan tiket terusan bisa melanjutkan perjalanan menggunakan bus dari pelabuhan Tanjung Kalian di Muntok menuju pelabuhan Pangkalan Balam di Pangkal Pinang selama sekitar 3 jam perjalanan darat; kemudian menggunakan jetfoil dari pelabuhan Pangkalan Balam menuju ke Belitung dengan sekitar 4-5 jam perjalanan laut. Lamanya perjalanan dari Pangkalan Balam ke pelabuhan di Belitung kadangkala tergantung keadaan laut. Selalu berharap gelombang tidak terlalu tinggi.
Jika menggunakan ferry ke Muntok, terlebih dulu menggunakan bus DAMRI selama 2.5 jam dari pool DAMRI menuju pelabuhan Tanjung Siapi-api. Kemudian beli tiket untuk naik ferry menuju Bangka. Perjalanan ferry dari Tanjung Siapi-api ke Tanjung Kalian berjalan selama 3 jam. Dan, itu tidak termasuk dengan saat-saat meninggalkan dermaga, menunggu ferry lain meninggalkan pelabuhan dan saat-saat sandar ke dermaga. Total waktunya bisa sekitar 5 jam-an. Dan, aku sampe ke pelabuhan Tanjung Kalian, Muntok sudah sore, setelah melakukan perjalanan mulai jam 0900 pagi dari pool DAMRI.
Tidak ada lagi transportasi yang ada untuk melanjutkan perjalanan menuju Pangkalan Balam; pelabuhan lain di pulau Bangka yang berada di kota Pangkal Pinang. Bahkan ferry dari Bangka menuju Belitung yang berangkat dari pelabuhan lain sudah berangkat jam 5 sore.
Aku memutuskan menginap dan akan berangkat keesokan harinya. Nginap di mana? Well, aku memutuskan menghubungi seorang kerabat, memberitahukan padanya bahwa aku sudah ada di pelabuhan Tanjung Kalian dan berencana hendak ke Belitung. Ungkapan dan ekspresi terkejut mengisi sebagian besar percakapan kami.. Hahahaha..
Petang itu, aku menghabiskan waktu duduk di tepi pantai Tanjung Kalian, di hadapan sebuah mercusuar yang bertekad aku naiki sampai puncaknya dalam perjalanan kembali ke Palembang; sambil menikmati penganan lokal, otak-otak dan pempek, dengan sambal manis bersama kerabatku itu. Pemandangan matahari tenggelam tidak bisa dilihat karena posisinya ada di belakang kami. Namun bayangan jingganya terlihat di permukaan air laut di hadapan kami.
Menuju Pangkal Pinang