Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kenangan pada Rasa Kehilangan

Diperbarui: 22 Desember 2021   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenangan pada rasa kehilangan, mendatangi tanpa tanda,
di hari-hari biasa dan rutinitas sederhana.

Perlahan dan nyaris tak bergerak,
kesadaran atas kehilangan mendatangi dengan lambat.
Seperti gerah yang merayap lewat tulang belakang menuju tengkuk.
Membuat udara di sekitar, jadi lembab yang menggelisahkan.

Kenangan pada rasa kehilangan, mendatangi tanpa tanda,
di siang terik nan kering kerontang.

Perlahan dan nyaris tak bergerak,
kesadaran atas kehilangan mendatangi dengan lambat.
Seperti dingin yang dibawa embun subuh.
Dingin yang (tetap) tinggal, sementara mentari perlahan hadir.

Kenangan pada rasa kehilangan, mendatangi tanpa tanda,
di malam dingin nan mencekam.

Perlahan dan nyaris tak bergerak,
kesadaran atas kehilangan mendatangi dengan lambat.
Seperti malam yang menyergap senja.
Rembang sore meninggalkan petang yang tergugu di sudut hari.

Kenangan pada rasa kehilangan, mendatangi tanpa tanda,
di hari-hari biasa dan rutinitas sederhana yang jarang tercatat buku harian,
seolah rasa kehilangan bagian dari keseharian
.

Entah apa yang terjadi...

Haruskah perasaan ini sesekali mampir?

Lelah...
Duka...
Patah hati...
Remuk...
Hancur.
Terluka...
Patah. Sepatah-patahnya.

Hati, terus terasa dipelintir.
Pada rasa kehilangan.
Atas kenangan pada rasa kehilangan.
***

Catatan dari kotaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline