Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kehilangan yang Bernama Rindu

Diperbarui: 28 Maret 2021   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendengarkan hujan pada radio yang sedang memperdengarkan lagu kenangan.
Rindu mulai merambat dari tulang belakang menuju ke hati.
Menetap lama di sana dan melembutkan.

Mendengarkan rintik lembut yang tempias ke jendela kamar loteng.
Jejak air pada kaca meninggalkan udara dingin yang enggan beranjak.

Mendengarkan angin yang dibawa gerimis halus.
Sambil melakukan perjalanan menuju sanubari.
Ada ruang kosong. Terasa kosong.

Ada rasa sakit yang disebabkan kehilangan.
Kehilangan itu namanya rindu.

Hujan, jejak air, gerimis menemaniku,
melewati rasa dingin yang dihantarkan udara menuju hatiku yang merindukanmu.
***

Catatan dari kotaku

#hujan #rindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline