Lihat ke Halaman Asli

Tagore dan Masa Kanak, Mewariskan Kecintaan Literasi Melalui Cerita Masa Kanak-kanak

Diperbarui: 26 Oktober 2020   03:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tagore dan Masa Kanak

"Aku pastilah juga mengoretkan huruf-huruf pertamaku di sana, namun pengalaman masa kanak adalah bagaikan planet yang terletak di lampau langit, tak twewrjangkau teleskop ingatan". (hal. 143)

"Teras itu, bagiku, adalah padang gurun yang kubaca dalam buku, batas-batasnya yang kabur membentang di segala arah, angin panas memurubkan awan debu, tatkakal langit biru menjadi redup." (Hal. 145)

Kalimat-kalimat tersebut berada buku Tagore dan Masa Kanak. Betapa kekayaan literasi yang luar biasa!

Tagore dan masa Kanak

Buku yang diterjemahkan oleh Ayu Utami ini diterbitkan oleh KPG, Gramedia, tahun 2011. Buku dengan 182 halaman tulisan dan 10 halaman berisi karya lukisan penulisnya, Rabindranath Tagore.

Tagore dan Masa Kanak merupakan kerja sama KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) dengan Kedutaan Besar India di Jakarta dan Indian Council of Cultural Relations New Delhi.

Berisi kumpulan cerita pendek, buku ini dibagi menjadi 3 bagian besar. Bagian 1 merupakan kumpulan cerita pendek Cerita Lepas; bagian 2 merupakan kumpulan cerita pendek tentang Kakek dan Cucu ; dan bagian 3 merupakan kumpulan cerita pendek Masa Kanak. 

Mengambil setting waktu dan tempat di India di masa lampau, buku ini bercerita tentang keseharian bocah ketika dongeng dan cerita pengantar tidur menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan masa bermain di hidupnya. Ada begitu banyak kultur, budaya dan makanan yang diceritakan dalam cerita pendek yang tersaji dalam 3 bagian.

Nilai-nilai hidup diteruskan kakek kepada cucu melalui dongeng dan kisah sehari-hari. Interaksi kakek dan cucu juga kakek dan teman-teman cucu pun terlihat di beberapa cerita pendek di bagian ke-2 novel ini. 

Bagaimana kakek mengenalkan tentang mimpi dan memiliki khayalan terlihat ketika kakek melibatkan cucunya dalam cerita-cerita yang dikisahkan sehingga di kemudian hari cucu pun memiliki kekayaan literasi untuk menceritakan kisah yang dirangkai dalam khayalan dan pikirannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline