Lihat ke Halaman Asli

Aditya Hernowo

Pecinta Sains

Bagaimana Otak Pulih Setelah Mengalami Cedera

Diperbarui: 28 Maret 2019   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat stroke terjadi di pusat penglihatan primer di otak, sel-sel saraf yang terlibat menjadi rusak. Tergantung seberapa luas, stroke ini bisa menyebabkan kehilangan penglihatan di lapangan pandang. Sebagian pasien pulih secara spontan seiring waktu, tapi kebanyakan orang mengalami kerusakan permanen. Akibat dari stroke di pusat penglihatan di otak ini bisa menjalar hingga ke mata. Sel-sel saraf di mata bisa ikut mengalami degenerasi atau kematian.

Sebuah penelitian baru dikerjakan untuk memahami mekanisme hilangnya penglihatan akibat stroke dan untuk mencari kemungkinan pemulihan area-area tertentu di lapangan pandang. Penelitian ini melibatkan 15 pasien di Rumah Sakit Strong Memorial and Rochester General. Para pasien yang terlibat diperiksa penglihatannya, lalu mereka menjalani MRI otak, dan diperiksa keutuhan sel retina matanya. Mereka menemukan bahwa ketahanan hidup sel saraf mata tergantung terdampak atau tidaknya pusat penglihatan primer di otak. Sel saraf mata yang terhubung dengan bagian dari pusat penglihatan primer di otak yang terkena stroke juga akan ikut mengalami atrofi atau degenerasi. Sementara yang terhubung dengan bagian pusat penglihatan yang selamat dari stroke, sel saraf matanya akan tetap hidup.

Hasil penelitian ini menjadi fondasi untuk uji klinis terbaru bagi pasien stroke dengan kebutaan. Studi klinis ini menggunakan obat inhibitor pengembali serotonin selektif (misalnya Prozac, suatu anti-depresan), yang diketahui meningkatkan neuroplasticity. Neuroplasticity adalah kemampuan otak untuk membuat koneksi-koneksi baru sebagai kompensasi kerusakan-kerusakan semisal akibat stroke. Dugaannya adakah obat ini bisa membantu memulihkan penglihatan dengan membantu pembentukan koneksi-koneksi baru di otak.

Bidang ilmu NEUROSAINS terus berkembang dan akan selalu menjadi penyangga utama perkembangan keilmuan kedokteran, serta bidang-bidang seperti kecerdasan buatan dan antarmuka komputer-otak.

Referensi: sciencedaily.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline