Sudah sejak lebih dari 100 tahun yang lalu, para ilmuwan berusaha menyelidiki hubungan antara ukuran otak dan kecerdasan. Dahulu banyak yang menganggap bahwa makin besar otak, makin cerdas pula seseorang.
Para pakar ilmu saraf dari Universitas Wina di Austria melakukan verifikasi ataa penelitian-penelitian yang mengikutsertakan hingga 8000 orang, pria dan wanita.
Hasilnya?
Bila kita berbicara mengenai manusia-manusia yang dianggap normal, tanpa kecacatan yang nyata… Ya, memang ada hubungan antara ukuran otak dengan kecerdasan. Namun hubungan ini terlalu lemah untuk diperhitungkan dalam keseharian kita.
Sederhananya begini, otak si A ukurannya 5% lebih besar dari si B, namun kecerdasan potensial si A mungkin hanya 1% lebih tinggi daripada si B.
“Loh, bukannya lebih cerdas 1% itu lumayan ya?”
Mungkin sebagian kita berpikir demikian. Namun seperti yang juga saya sampaikan di atas, kelebihan 1% tersebut adalah kelebihan potensial; bukan berarti pasti 1%. Mengapa? Penelitian ini juga mengungkap bahwa ukuran otak hanya bisa memprediksi kecerdasan pada 6 dari 100 orang. Artinya, 94 orang sisanya, ukuran otak tidak bisa dipakai untuk memperkirakan kecerdasan. Terlalu banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi kecerdasan, misal kerajinan belajar, nutrisi, interaksi, dll.
Jadi, teman-teman yang berkepala besar, jangan mudah besar kepala ya, hehe…
Oke, selebihnya silakan rujuk artikel di bawah untuk rincian lebih jauh.
SUMBER
ob Pietschnig, Lars Penke, Jelte M. Wicherts, Michael Zeiler, Martin Voracek. Meta-analysis of associations between human brain volume and intelligence differences: How strong are they and what do they mean? Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 2015; DOI:10.1016/j.neubiorev.2015.09.017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H