[caption id="attachment_308399" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption] hei, kau laut, sang penggenggam samudera, selamat pagi matahari belum lagi terbit di timur namun aku telah duduk di bibir pantaimu sepagi ini, untuk merindu berpuisi denganmu sefajar ini, guna bermesra dengan angin ombakmu pergi aku sejenak dari kepenatan beranjak aku barang sebentar meninggalkan soal dunia melangkah ke sini, tempatmu, sahabatku Tuhan menciptaku bersahabat dengan siapa saja, dalam luas airku ada pesan-pesan, bimbingan-bimbingan, tanda-tanda, dan mungkin ayat suci tak tertulis, jika kau niat berakal, pesan-Nya padaku, terima kasih telah merinduku, sahabat apa yang hendak aku kata, ialah betapa aku berbinar hati dan jiwa dengan ombakmu, ombak, yang meliuk-liuk seperti ingin bermain dengan burung-burung yang bergulung-gulung, seolah ingin mencumbu dengan angin ingin diri ini bergeliat dengan ombakmu, meski hanya sewaktu sebab tangan dekil yang mustahil menggapai, doa berpamrih yang urung mengantar—tak kunjung sampai, haru biru cengeng yang bermimpi berjumpa, akal dangkal yang berangan mengerti tentang dirimu, sahabatku ... dan tentang Tuhan-mu, sahabatku .. maka hanya hormat dan cinta ini yang mampu aku bungkukkan padamu maka hanya merindu terlalu ini yang bisa aku sujudkan pada pencipta-Mu ingin belajar menangkap pesan-Nya melaluimu bisakah kau tunjukkan padaku, sahabatku, sebelum matahari bekerja hari ini menyudahi cintaku padamu yang belum akan selesai satu kalimat saja, sahabatku sebelum aku kembali pada hiruk-pikuk dunia, sebelum aku berdiri tegak lagi menghadapi ujian-ujian-nya, sebelum aku kembali berperang dengan diriku sendiri, sahabatku ... kau pasti mengerti, aku adalah hilir dari segala sungai ada sampah, limbah, dan segala macam yang kau jijik dengannya dan di sana ku terima semua dengan sukacita ku terima semua dengan tenang seperti kau lihat genangan airku yang tenang kala siang Tuhan mengajariku, untuk menerima semua pemberiannya, baik ataupun buruk sebab semua ciptaan-Ku telah Ku anugerahi samudera, kata-Nya padaku. tak terkecuali kau, sahabatku aku hanya bisa berpesan: kelebihan dan kekuranganmu adalah amanat-Nya dalam kelebihanmu ada amanat untuk berbagi pada sesamamu dalam kekuranganmu ada amanat untuk terus belajar memperbaiki diri dan berendah hati Dia sangat mencintaimu, sahabatku, percayalah kau adalah makhluk termulia-Nya, yakinlah hanya itu sahabatku, selamat berkarya, aku takkan kemana-mana jika rindumu tak tertahankan, datanglah kemari aku akan setia berada di sini menunggu kisahmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H