Lihat ke Halaman Asli

Family Empowerment sebagai Upaya Pencegahan Smartphone Addiction

Diperbarui: 14 Agustus 2024   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Abad ke-21 dikenal sebagai abad dengan kecanggihan dalam hal teknologi informasi. Komunikasi melalui nirkabel dan internet merupakan kebutuhan yang luar biasa sehingga terjadi perubahan yang revolusioner di bidang komunikasi. 

Smartphone merupakan alat komunikasi yang sangat umum dipergunakan saat ini. Smartphone merupakan media komunikasi yang sangat praktis bagi anak-anak maupun usia dewasa. 

Hampir di semua kalangan telah mempunyai dan mempergunakan smartphone dalam kegiatan sehari-hari, terlebih pada masa pandemic Covid-19 tahun sebelumnya yang mengharuskan semua kegiatan dilakukan secara online sehingga menyebabkan peningkatan penggunaan smartphone di semua kalangan.

Di Indonesia pada tahun 2018, ada sekitar 83,18 juta orang pengguna smartphone dimana jumlah tersebut merupakan urutan level ketiga terbesar di Asia Pasifik. Survei kementrian Komunikasi dan Informatika yang didukung oleh UNICEF tahun 2014 menyebutkan bahwa remaja merupakan salah satu kelompok usia terbanyak dalam menggunakan smartphone, yaitu sekitar 80%.

Penggunaan smartphone bisa menimbulkan dampak positif dan negative bagi penggunanya. Dampak positifnya salah satunya adalah aplikasi internet di dalam smartphone yang dapat memberikan informasi dan berkomunikasi dengan dunia luar. 

Selain dampak positif, penggunaan smartphone juga mempunyai dampak negative yaitu smartphone addiction. Smartphone addiction bisa menyebabkan gangguan social yaitu interaksi social dengan sekitarnya.

Pada masa remaja smartphone merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan karena banyaknya keuntungan dan kemudahan yang didapat seperti bisa tetap mendapatkan informasi dengan hanya duduk mengakses internet, mempermudah berkomunikasi dengan teman atau keluarga yang jaraknya jauh, menambah wawasan dan pengetahuan umum. 

Keinginan untuk melakukan akses internet selalu datang secara tiba tiba tanpa ada rencana sebelumnya. Dari keinginan tersebut yang terjadi secara terus menerus, para remaja pengguna smartphone lama lama akan merasakan dampak negative seperti berkurangnya interaksi social secara langsung baik dengan keluarga maupun teman sebaya karena ketika kita sedang berkumpul bersama, fokusnya hanyalah smartphone dibandingkan dengan kegiatan mengobrol dengan orang di dekatnya.

Durasi penggunaan smartphone pada remaja perlu diperhatikan oleh orangtua. Pada usia 3-5 tahun durasi yang disarankan adalah 1 jam per hari. Pada usia 6-18 tahun sebanyak 2 jam per hari merupakan waktu yang ideal dalam menggunakan smartphone. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriana dkk menyatakan bahwa remaja menggunakan gadget sekitar 5-7 jam atau 300-420 menit dalam sehari. Pemakaian gadget dikategorikan dengan durasi tinggi jika lebih dari 120 menit dalam sehari dan dalam sekali pemakaian berkisar lebih dari 75 menit.

Orang tua mengembangkan berbagai rutinitas untuk melakukan bimbingan penggunaan media pada masa anak-anak sebagai sebuah strategi yang dipergunakan untuk melakukan pengontrolan, pengawasan atau menafsirkan konten media untuk anak-anak. 

Penggunaan media pada anak-anak harus dapat ditangani secara bijak, salah satu yang sangat penting dilakukan yaitu dengan menyediakan mediasi orang tua, dimana hal ini dapat memberikan perlindungan pada anak secara daring dan mengurangi factor resiko yang akan mereka hadapi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline