Muridku bernama Mila, dia adalah siswi kelas 12 di SLB Negeri 1 Tabanan. Mila adalah seorang tunarungu, dia memiliki tahi lalat di pelipis kanan wajahnya, teman-temannya menjadikan cirikhasnya itu sebagai panggilan isyarat untuk memanggilnya. Sebagai siswi asrama, Mila termasuk siswi yang sangat rajin dan baik hati. Dia selalu membantu memasak untuk makan teman-temannya pada pagi hari dan walaupun dia sudah melakukan banyak aktivitas di pagi hari, Mila tetap semangat untuk mengikuti pembelajaran.
Wajahnya tetap tersenyum berseri seolah memberikan semangat tidak hanya untuk dirinya tetapi juga kepada teman-temannya dan padaku. Tidak hanya sampai disitu, di sore hari Mila juga menyapu halaman sekolah, walaupun wajahnya terlihat kelelahan tetapi dia tetap melaksanakan tanggung jawabnya.
Saat pembelajara Mila selalu bersemangat, walaupun tak jarang dia terlambat datang ke kelas karena membantu memasak, dia tetap hadir mengikuti kegiatan pembelajaran. Mila juga termasuk anak yang memiliki pemikiran kritis, Mila selalu bertanya jauh ke depan untuk apa dia mempelajari keterampilan menjahit.
Sebagai siswi kelas 12, dia sudah memikirkan apa yang nanti akan dia lakukan setelah lulus dari sekolah, dia juga selalu melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan pekerjaan sebagai seorang penjahit. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Mila justru membuatku semakin berpikir, bagaimana aku sebagai guru dapat memfasilitasi pembelajaran tata busana yang lebih bermakna kepada muridku agar dapat membekali keterampilan kepada murid sesuai zamannya agar dia bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri.
Kurikulum Merdeka yang digaungkan Pemerintah merupakan bukti bahwa Pemerintah Indonesia sangat serius dalam memberikan pelayanan pendidikan terbaik kepada putra-putri penerus bangsa. Di SLB tempatku bertugas ini, implementasi kurikulum merdeka dilakukan dengan jalur mandiri pilihan Mandiri Berubah. Mandiri Berubah memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Sebagai guru keterampilan tata busana kelas 12, aku juga ingin sekali memberikan pelayanan terbaik kepada Mila, dengan mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Atas dasar itulah akhirnya, aku memberanikan diri untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka pada pembelajaran tata busana yang terintegrasi dengan kewirausahaan, karena sebagai siswi kelas 12 yang sebentar lagi akan menjalani kehidupan nyatanya di masyarakat luas, penting sekali bagi Mila untuk dibekali keterampilan berwirausaha khususnya bidang tata busana supaya bisa hidup dan berkarya juga menyesuaikan diri sesuai dengan zaman dimana dia hidup sekarang.
Pembelajaran tata busana yang dimulai dari membuat buku kas sederhana, membeli kain di tokonya, menjahit produk, menjualnya dan menganalisis keuntungan dapat menjadi pembelajaran yang bermakna untuk Mila, pembelajaran juga dapat membangun pemahaman-pemahaman yang baru untuk nya khususnya dibidang kewirausahaan tata busana.
Mila semakin bersemangat, senyumnya yang merekah selalu terlihat ketika dia masuk keruangan keterampilan. Potensinya dalam menjahitpun makin terasah, mila terlihat lebih terampil, hasil jahitanya sangat rapi. Mila juga sempat menunjukan bakatnya kepada dunia dengan memperoleh juara 2 tingkat Provinsi kategori lomba menjahit tunik, seolah ingin mengatakan kepada dunia bahwa dia ada dan dia bisa.