Lihat ke Halaman Asli

Neti Yatmi Dwiyana

Universitas Tanjungpura

Perjuangan dan Ketabahan: Kisah Keluarga Tukang Bangunan di Desa Arang Limbung Kabupaten Kubu Raya yang Menerima Bantuan Sosial dari Pemerintah

Diperbarui: 15 Mei 2024   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Tampak Depan Rumah (foto dari penulis)

Gambar 2. Kartu Penerima Bansos Program Keluarga Harapan (foto dari penulis)

Kondisi Keluarga

Ibu Sundari Maryati atau yang biasa di panggil ibu Dari adalah salah seorang masyarakat yang tinggal di daerah Desa Arang Limbung Kabupaten Kubu Raya, yang merupakan salah satu narasumber yang kami temui sebagai salah satu penerima Bantuan Sosial dari Pemerintah yaitu bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). 

Ibu Dari merupakan istri dari Bapak Hadran yang hanya bekerja sebagai tukang bangunan rumah di daerah sekitar tempat tinggalnya dengan penghasilan yang tidak pasti berkisar antara Rp1.500.000-Rp2.000.000 per bulannya tergantung pada tingkat kesulitan pekerjaan yang ia lakukan, sedangkan ibu Dari sendiri hanya sebagai ibu rumah tangga. 

Ibu Dari dan pak Hadran mempunyai tiga orang anak, anak pertama mereka berjenis kelamin perempuan yang statusnya sebagai Penyandang Disabilitas Tunarungu namun meskipun ia sebagai Penyandang Disabilitas Tunarungu saat ini ia bekerja sebagai tenaga pengajar di SLB Rasau Jaya, anak kedua mereka berjenis kelamin laki-laki yang saat ini bekerja di Mall Matahari sebagai karyawan, dan anak ketiga mereka berjenis kelamin laki-laki yang saat ini masih menempuh pendidikan di jenjang SMK kelas 12 di SMK 1 Sungai Raya. Pendapatan keluarga ini juga diperoleh dari penghasilan anak pertama dan kedua ibu Dari yang sudah bekerja. 

Ibu Dari mengatakan dia mendapatkan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) ini di mulai sejak tahun 2014 hinga saat ini, beliau mengatakan dari tahun 2014-2017 bantuan yang di terima melalui kantor pos yang dimana mereka harus mengantri untuk mengambil bantuan tersebut di sebuah kantor pos yang ada di daerah tersebut, namun pada tahun 2018 terjadi perubahan dimana bantuan di salurkan melalui kartu ATM yang telah di berikan kepada setiap masyarakat yang menerima bantuan PKH. Sejak tahun 2018 hingga saat ini ibu Dari menerima bantuan PKH tersebut melalui ATM yang telah di berikan dan dapat mengambil bantuan tersebut di ATM terdekat tanpa harus mengantri seperti di kantor pos. 

Bantuan yang diterima ibu Dari sebesar Rp700.000 per dua bulan sekali sesuai kompnen PKH yaitu penyandang Disabilitas dan anak SMK, untuk bantuan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) ibu Dari mengatakan sudah menerima bantuan tersebut sejak tahun 2021 hingga saat ini, namun pada tahun 2021 bantuan BPNT ini masih berupa bantuan sembako seperti beras, kacang tanah, kacang hijau, telur, gula dan lain-lain yang dapat di ambil di toko yang di tetapkan sebagai agen pengambilan bantuan  tersebut. Namun pada tahun 2022 bantuan tersebut di ubah menjadi bantuan berupa uang tunai sebesar Rp200.000 per satu bulan, beliau mengatakan di ubahnya bantuan tersebut dari yang semulanya sembako menjadi uang tunai karena dari informasi yang di dapatnya bahwa terjadi kecurangan yang dilakukan oleh agen tempat pengambilan bantuan tersebut yang dimana dana sebesar Rp 200.000 per penerima bantuan tidak sepenuhnya di tukarkan dengan sembako sehingga selanjutnya bantuan tersebut langsung di salurkan melalui uang tunai saja. 

Pengeluaran sehari-hari yang dikeluarkan oleh keluarga ini sebesar kurang lebih Rp50.000 tergantung pada sisa bahan makanan yang masih ada di rumah, alokasi yang di keluarkan untuk belanja sembako, jajan anak, bensin, dan keperluan lainnya yang tidak terduga. Ibu Dari  mengatakan Bantuan Sosial yang di terimanya memang belum cukup untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan keluarga mereka namun tentunya dapat meringankan sedikit beban pengeluaran di keluarga mereka.

Kondisi Rumah dan Kepemilikan Aset

Dari hasil Observasi dan Wawancara yang kami lakukan secara langsung di rumah kediaman keluarga ibu Dari dan bapak Hadran, mereka tinggal di sebuah permukiman yang cukup padat perumahannya. Rumah mereka dibangun di atas tanah yang berukuran 13 x 6 meter persegi dan dengan luas rumah 12 x 5 meter persegi dengan kepemilikan rumah milik sendiri, untuk dinding rumah ini tembok namun dinding dapurnya papan, berlantai plaster semen untuk lantai dapurnya berupa lantai papan dan beratap seng secara keseluruhan. Untuk penerangan di rumah ini menggunakan PLN dengan daya listrik 450 watt. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline