Lihat ke Halaman Asli

Munculnya AI Digadang-Gadang Menggantikan Profesi Jurnalistik?

Diperbarui: 13 Oktober 2023   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Mojahid Mottakin on Pexels.com 

Berkembangnya jaringan internet yang semakin cepat membuat industri media mau tidak mau ikut berkembang. Hal ini terlihat jelas dalam dunia jurnalisme. Setiap masanya, jurnalisme selalu berkembang mengikuti arus. Dimulai dari munculnya media cetak, media online, sampai munculnya teknologi kecerdasan buatan (AI) yang baru-baru ini menggemparkan masyarakat luas. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mempengaruhi profesi yang ada di media massa, diantaranya mempengaruhi profesi seorang jurnalis. Salah satu pengembangan dari teknologi kecerdasan buatan dengan memunculkan ChatGPT. ChatGPT merupakan chatbot yang dikemas dalam bentuk percakapan, ChatGPT ini dapat membantu mencari informasi secara cepat dari pertanyaan manusia yang menggunakan ChatGPT ini secara mudah dan relevan. Hal ini sangat memudahkan semua orang terkhususnya bagi jurnalis dalam mendapatkan data maupun fakta dalam penulisan berita.

Lantas apakah kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi tantangan bagi jurnalisme di masa depan? Atau sebaliknya, munculnya AI menjadi peluang bagi jurnalisme? Tapi sebelum itu, perlu adanya informasi mengenai apa sih itu jurnalisme robot?

Jurnalisme robot

Photo by LJ on Pexels.com

Munculnya jurnalisme robot dimulai dengan adanya kemampuan mesin yang memiliki Artificial Intelligence (AI) atau biasa dikenal dengan kecerdasan buatan. AI digadang-gadang dapat menyamai kemampuan manusia (Amran & Irwansyah, 2018). Jurnalisme robot merupakan salah satu jenis dari computer-assisted reporting (CAR) tingkat lanjut. Menurut Kim dan Kim (2016, dalam Amran & Irwansyah, 2018) menjelaskan bahwa CAR dijadikan sebagai penggunaan program database, spreadsheet, dan paket statistik untuk memaknai sebuah informasi.

Cara kerja yang biasa dilakukan oleh jurnaslime robot ini dengan melakukan pengolahan berita yang disesuaikan dengan algoritmanya sehingga jurnalis robot sebagai anggota aktif dalam menjalankan misi dan tugasnya. Maka dari itu, ketika sistem sudah terprogram pada perangkat lunak redaksi dan siap untuk dinyalakan, seorang jurnalis tidak memiliki campur tangan sedikit pun dalam jurnalis robot (Kim dan Kim, 2016 dalam Amran & Irwansyah, 2018).

Jurnalisme robot dengan sistem AI berkesinambungan satu sama lain, di mana sistem AI yang memproses big data dan jurnalisme robot yang nantinya akan memproduksi berita dari big data yang sudah ditemukan oleh AI (Amran & Irwansyah, 2018). Biasanya penggunaan jurnalisme robot digunakan ketika peliputan yang berbasis olahraga, hal ini dikarenakan memerlukan data statistik dalam setiap pertandingan olahraga, penggunaan template, dan gaya yang ditentukan oleh model prediktif canggih dalam pelaporan olahraga (Gaily, 2018 dalam Amran & Irwansyah, 2018).

Apa itu Artificial Intelligence?

Photo by Tara Winstead on Pexels.com

Artificial Intelligence atau biasa disingkat dengan AI didefinisikan salah satu karya dari pemanfaatan teknologi yang digunakan untuk membantu proses berfikir dan bertindak layaknya manusia dari algoritma yang sudah disusun sehingga dari kecerdasan buatan ini dapat mempelajari data yang didapat (Supriyadi & Asih, 2020). Namun, menurut kalian apakah teknologi yang memunculkan AI saat ini dapat merugikan atau dapat menguntungkan seorang jurnalis? Berikut terdapat kelebihan dan kekurangan dari Artificial Intelligence (AI).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline