Lihat ke Halaman Asli

Malaikat Putih

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lewat Mimpi..

Malaikat bersayap berbaju putih, betapa mempesonanya. berwajah tampan, hidung mancung dan bibir tipis dengan mata seteduh telaga. Mata itu terus menatapku. Mata yang telah lama kurindukan Hadir, persis seseorang di masa lalu, seseorang yang pernah mengisi hatiku dengan cinta dan kasih sayang. Meski mungkin kini hanya untuk kukenang.

Kudekati malaikat putih itu, dia tersenyum meraih tanganku dan membawanya kewajahnya yang bersinar. Pipinya begitu dingin, rambut pirangnya melayang tertiup angin. Digenggamnya sebelah tanganku erat, dibawanya aku dalam pelukannya.

Pelukan itu membuatku menyadari, betapa lelahnya aku selama ini. Betapa nyaman berada dipeluk hangatnya hingga aku tertidur dipelukannya. Aku baru sadar ketika terbangun, dia membawaku terbang. Sayapnya begitu indah, bersinar dibawah cahaya rembulan yang kemerahan, sepertin keindahan abadi yang terus ku eja setiap bersamanya.

Kami duduk ditumpukan awan putih, kepalaku rebah dibangkuannya. Tangannya gemetar membelai rambutku.Kupindahkan tanganku ke dadanya dan rasakan debaran jantungnya.  Kueratkan kepalaku didadanya yang bidang. Debaran didadanya terasa semakin kencang.

Ingin aku terus berada disana, namun waktu kami sangat sempit. Dia tersenyum sangat manis, mengacak rambutku perlahan, melambaikan tangan kemudian terbang menyisakan angin lembut yang perlahan memudar.

Malaikat putih itu...

Kini aku merindukannya. Kini aku butuh dia. Hanya dia yang bisa mengusir resah ini, tapi entah dimana dia kini... Kenapa dia harus menghilang dan tak pernah kembali...? Bukankah dia berjanji akan selalu datang saat aku membutuhkannya? bukankah dia berjanji akan selalu ada saat resah menyelimuti hati ini...??

Aku tak menemukannya, kucari diseluruh sudut waktu namun tak jua kutemui malaikat putih itu. Aku merindukannya, sangat merindukan pelukan hangatnya. karena aku benar-benar butuh dia, disisiku saat ini. Aku butuh bahunya untuk bersandar, aku butuh lengannya untuk beri aku kekuatan, aku butuh jemarinya untuk menghapus airmataku dan pelukan hangatnya untuk membuatku bertahan.

Malaikat bersayap putih tak jua kutemukan, sehelai sayapnya masih tersimpan dibalik bantal tidurku sebagai tanda dia pernah hadir disini, dihatiku meski tak kan pernah kembali, aku akan terus menunggunya hanya untuk satu kata

Selamat tinggal malaikat putihku.  Semoga kau temukan jalan menuju syorga itu.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline