Lihat ke Halaman Asli

Pengetahuan dan Berorientasi pada Pembelajaran, Itqan dan Fokus Kualitas, Strategis dan Bijaksana

Diperbarui: 4 April 2020   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

2.1 KNOWLEDGEABLE AND LEARNING ORIENTED (PENGETAHUAN DAN BERORIENTASI PADA PEMBELAJARAN)

2.1.1 Muhammad Sang Pembelajar 

Nabi Muhammad telah memulai proses belajarnya sejak usia belia. Nabi Muhammad turut serta dalam rombongan kafilah, hingga sampai di Bushra di sebelah selatan Syam. Di Syam Muhammad mengetahui berita-berita tentang kerajaan Romawi dan agama Kristennya, didengarnya berita tentang Kitab Suci mereka serta oposisi Persia dari penyembah api terhadap mereka dan persiapannya menghadapi perang dengan Persia.

Sekalipun usianya baru dua belas tahun, tapi dia sudah mempunyai persiapan kebesaran jiwa, kecerdasan dan ketajaman otak beliau sudah mempunyai tinjauan yang begitu dalam dan ingatan yang cukup kuat serta segala sifat baik lainnya sebagai suatu persiapan akan menerima risalah (misi) besar yang sedang menantinya. Ia melihat ke sekeliling, dengan sikap meyelidiki dan meneliti. Ia tidak puas terhadap segala yang didengar dan dilihatnya.

Kecintaan Muhammad terhadap belajar terus berlangsung walau beliau telah menjadi seorang rasul. Beliau tidak segan-segan duduk bersama dengan para sahabar yang sedang belajar. Masjid Madinah bukan hanya tempat untuk beribadah (shalat). Kaum Muslim juga memanfatkannya untuk belajar. Ketika rasulullah hafir bersama mereka, mereka akan belajar banyak hikmah darinya dan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika Rasulullah tidak bersama mereka, para sahabat senior menyampaikan pelajaran yang telah mereka dengar lebih dulu dari Rasulullah.

2.1.2 Keinginan untuk Belajar

Salah satu karakter yang dibina oleh Muhammad terhadap para sahabat adalah keinginan yang kuat untuk belajar. Wahyu pertama yang diturunkan kepada nabi yang ummi (buta huruf) adalah perintah untuk membaca.

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya". (QS. Al-'Alaq [96 : 1-5 )

Dampak yang ditimbulkan ayat tersebut sungguh luar biasa. Ayat-ayat itu menggugah semangat kaum Muslim untuk memerangi buta huruf dan menumbuhkan semangat belajar. Apalagi semangat membaca dan belajar itu tumbuh dari keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah. Pendidikan yang tadibya tidak menjadi pusat perhatian tiba-tiba menjadi isu yang sangat penting bagi kaum Muslim. Mereka, baik laki-laki maupun perempuan mulai belajar bagaimana membaca dan menulis sehingga tingkat melek huruf meningkat dengan cepat. Bagi mereka belajar adalah panggilan iman.

Rasulullah memberikan intensif bagi orang-orang yang mau belajar dan mengajar. Para tawanan perang diberi kebebasan dengan syarat mereka mengajar kaum Muslim bagaimana membaca. Selain itu, para pelajar diberi dispensasi untuk tidak ikut berperang.

"Dan tidak sepatutnya orang-orang Mukmin itu semuanya pergi ( ke medang perang ). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline