A.Hakikat Seni dan Estetika
1.Hakikat Seni
Seni adalah proses fundamental kemanusiaan. Setiap masyarakat dari yang paling primitive sampai masyarakat yang paling modern mengekspresikan dirinya melalui seni (Lowenfeld, 1982:3). Herberd Reed dan Lowenfeld (1982) menyatakan seni pada dasarnya sulit untuk dipahami dan dijelaskan dengan fakta. Seni selalu menyuguhkan sebagai suatu konsep yang metafisik. Seni mempunysi dus prinsip yaitu: prinsip bentuk dan keaslian. Barret (1982) menyatakan seni sebagai suatu proses yang lebih dari bentuk fisik. Barret menyatakan satu syarat mendasar dari seni, yaitu :
a.Elemen konsep
Elemen ini merupakan aspek – aspek seni mengenai realitas pribadi, bentuk konsep, reaksi terhadap reaksi dan pengalaman dan realitas dari fenomena, simbol dan fantasi.
b.Elemen operasional
Elemen operasional meliputi media, materi, dan teknik. Ide, gerak hati dan perasaan dapat diwujudkan memerlukan perantara (media) dan membutuhkan materi (bahan) serta teknik yang digunakan untuk mewujudkannya.
c.Elemen sintesis
Elemen sintesis merupakan dinamik visualisasi bentuk yang diarahkan pada struktur bentuk yang digunakan untuk menyampaikan konsep melalui materi – materi.
2.Hakikat Estetika
Mayeski (1990) menyatakan estetis berkenaan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan haru atau kekaguman. Muharram (1991) menyatakan estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedangkan batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia. Estetika dapat dipandang dari berbagai aspek, tetapi pegangan untuk memahami nilai – nilai estetika yang dipergunakan dalam karya seni terdapat nilai bahwa estetika terdiri dari :
a.Absolutisme: pengakuan dengan dokrin ini tidak ditawar lagi, artinya : karya yang tidak memenuhi syarat maka karya itu tidak mempunyai nilai.
b.Anarki: dokrin ini menyerahkan penilaian kepada masing – masing pribadi secara murni, subyektif dan tak perlu tanggung jawab.
c.Relativitisme: dokrin ini menggunakan criteria atau pembakuan tentang nilai estetika yang tidak mutlak (absolute).
B.Peran Seni dalam Kehidupan Anak
Beberapa peran seni, sebagai wujud keindahan memiliki peran :
1.Pemenuhan kebutuhan: seni diciptakan karena kebutuhan dan keberadaan kemanusiaan yang digunakan sebagai saluran.
2.Terapi: dengan berlaku, mencipta, berkarya, atau menikmati seni manusia dapat menghibur diri, melepaskan diri dari tekanan – tekanan dalam batinnya sehingga jiwanya puas.
3.Ungkapan atau ekspresi: dorongan untuk memunculkan pengalaman, keinginan, pikiran, harapan, dan gagasan membutuhkan perwujudan.
4.Komunikasi:seni digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan yang ingin diungkapkan.
Eisener (1972) menyatakan 5 kebenaran pengembangan dan pengajaran seni pada anakdisekolah :
1.Seni dapat digunakan sebagai dasar membantu mengembangkan pengertian yang dapat member kepuasan berfikir setelah bekerja.
2.Seni mengandung pengobatan yang secara alami. Seni memberikan kesempatan untuk meredakan emosi yang terkurung dan tidak dapat diekspresikan.
3.Berfikir kreatif harus menjadi tujuan utama program pendidikan dan seni tidak dapat disangkal (hasil riset) memberikan sumbangan siknifikan terhadap perkembangan berfikir kreatif.
4.Aktifitas membantu bidang kajian lain : banyak studi social dan seni dapat menjadi pembentuk konsep.
5.Seni dapat mengembangkan otot halus yang memperbaiki koordinasi siswa.
C.Pendidikan dan Perkembangan Seni
1.Tahap – tahap Perkembangan Seni Rupa Anak Usia SD
a.Tahap scimbbing sampai 4 tahun
b.Tahap preschematic atau prabagan 4 – 7 tahun
c.Tahap schematic (pencapaian konsep bentuk) 7 – 9 tahun
d.Tahap realis ( 9 – 12 tahun)
2.Perkembangan Gerak / Tari
Gabbard (1987) menyajikan fase kemampuan gerak anak sebagai berikut :
a.Prenatal – masa pertumbuhan atau sampai 0,5 / 1 tahun ; merupakan fase refleksive atau melakukan gerak secara reflek dengan karakteristik perilaku menghisap, merengut, meregang dan memanjang.
b.Masa pertumbuhan 1 – 2 tahun; merupakan fase elementer belum sempurna yang ditandai perilaku berguling, duduk, merangkak, berjalan, menarik.
c.Fase fundamental gerak dasar dan ketangkasan tanggapan 2 – 7 tahun ditandai dengan locomotor, non locomotor, gerak manipulative, gerak sadar.
d.Fase spesifik merupakan masa perbaikan kemampuan dasar gerak sadar.
e.Masa remaja mulai 12 tahun sebagai masa special yang ditandai dengan rekreasi atau persaingan mencapai tingkat aktifitas tertentu.
3.Perkembangan Musik
Anak usia 5 – 6 tahun mulai mengerti interval(melompat dan melangkah dengan melodi) dan dapat menunjukkan konsep music cepa, lambat, tinggi, rendah, pendek, panjang. Mereka dapat menyuarakan dengan suara mengalun dan mempunyai register 5 – 6 nada. Pada usia 7 – 9 mulai mendekati tingkat register 8 – 10 nada dan dapat menyanyikan lagu sederhana, mempunyai karakter. Mereka dapat meniru lagu setelah mendengarkan dan dapat membaca lirik lagu, kemampuan mengingat lagu cukup baik. Anak mampu membedakan music melalui pendengaran baik disekolah maupun dirumah, aspirasi kecakapan siswa sangat luas dan music akan menantang anak untuk kegiatan anak lambat maupun berbakat (Horrison, N Lois, 1983).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H