Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Hati-Hati! Ada Predator Seks Berbaju Agama

Diperbarui: 15 Desember 2021   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Tirto.id

Pemahaman bahwa pemuka agama adalah orang suci merupakan sesat pikir yang bisa menjerumuskan seseorang dalam sebuah praktik kejahatan seperti perselingkuhan, pembunuhan, kejahatan seksual dan sebagainya.

Indonesia sedang hangat-hangatnya membicarakan Herry Wirawan, pemilik pondok pesantren TahFiz Al-Ikhlas. Herry melakukan sebuah perbuatan yang tak dapat disangka, ia memperkosa 21 santriwati selama 5 tahun, sejak 2016.

Herry menggunakan otoritasnya sebagai seorang guru agama untuk melakukan aksi kejinya terhadap anak-anak berusia 13-17 tahun. Akibat perbuatannya, 9 dari 21 anak tersebut hamil dan melahirkan.

Ternyata Herry menjanjikan masa depan yang cerah bagi para korban. Mulai dari biaya masuk perguruan tinggi hingga tes masuk polwan. Bahkan, Herry berjanji kepada para korban untuk menikahi dan merawat bayi mereka jika kelak para korban mengandung dan memiliki anak.

Tetapi, justru keuntungan hanya untuk dirinya. Ia memanfaatkan bayi-bayi yang lahir akibat perbuatan bejatnya untuk mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Sementara para korban dipaksa menjadi kuli bangunan di pondok pesantren.

Infografik | Instagram Kumparan

Herry secara kacamata spiritual, dia tidak bisa melakukan perbuatan sesadis ini karena ia adalah seorang ustadz, pemuka agama. Tugas dan tanggungjawab Herry adalah mengajarkan tentang moral termasuk melindungi para santri dari hal-hal semacam ini.

Tapi realita di lapangan membungkam hal tersebut. Herry adalah salah satu dari sekian banyak tokoh agama yang terlibat dalam kasus kekerasan seksual.

Tahun 2020, pengarang Novel Orang-orang Oetimu, Felix K Nesi memprotes keras seorang tokoh Agama Katolik di Timor Tengah Utara, NTT yang terlibat dalam kasus kejahatan seksual tetapi masih terkesan dilindungi oleh para tokoh agama.

Dilansir dari Tirto.id, seseorang yang diwawancarai secara eksklusif mengaku pernah mengalami pelecehan seksual berulang-ulang oleh seorang pastor yang sangat dihormati di Gereja Maria Bunda Karmel, ketika ia masih menduduki bangku SD kelas lima di Sekolah Katolik Sang Timur, Jakarta Barat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline