Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Duka dari Kupang: Kompasianer Gus Noy Meninggal Dunia

Diperbarui: 20 Agustus 2020   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gus Noy | Facebook Gus Noy

Hari ini, 19 Agustus 2020, Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT berduka setelah Sang Pemilik Kehidupan memanggil pulang salah satu sesepuh, senior dan panutan bagi penulis-penulis muda yang baru bergiat dalam dunia tulis-menulis di NTT secara khusus di Kompasiana.

Para sesepuh di Kompasiana pasti tidak asing dengan namanya, Agustinus Wahyono begitulah nama lengkapnya, yang akrab disapa Gus Noy. Beliau berkiprah di Kompasiana ketika saya masih terjebak dengan dilema menjadi TKI atau harus kuliah pada tahun 2013.

Saat ia menerbitkan artikel-artikelnya dalam sebuah buku Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia pada tahun 2018, barulah saya mulai melatih menulis di Kompasiana. Itulah skenario awal yang Maha Kuasa untuk mempertemukan saya dengan Gus Noy.

Karya Gus Noy| Dokumen pribadi

Kami bertemu dan berkenalan dalam sebuah diskusi lepas yang diadakan oleh KampungNTT mengenai liputan Pawai Paskah 2019 di Amanuban Timur yang dikemas dalam dua artikel yang ditulis oleh saya dan Kaka Sayidati Hadjar.

Adalah sebuah kehormatan bertemu dengan orang-orang hebat di KampungNTT termasuk Gus Noy yang banyak membagikan pikiran dan inspirasi yang saya harus akui mempengaruhi kiprah saya dalam dunia tulis-menulis di Kompasiana.

Momen itu adalah momen pertama kali dan terakhir kali saya bertemu Gus Noy. Saya tidak mengenalnya dengan baik seperti teman-teman Kompasianer Kupang yang lain tetapi izinkan saya menceritakan kesan pertama saya dengannya.

Ia berbicara dengan tenang, pelan dan mengasikan. Dia tidak banyak berbicara tetapi selalu mengeluarkan kalimat-kalimat penting yang menarik untuk didengar. Penampilannya sederhana dengan gayanya yang santai, berdiskusi dan tertawa sambil mengepul asap rokok. Itulah Gus Noy di mata saya.

Gus Noy bukan orang NTT. Ia lahir hingga usia SMP di Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel. Ia menghabiskan masa kecilnya di sana sambil menempuh pendidikan dasar selama sembilan tahun.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan menengah atas di Yogyakarta hingga perguruan tinggi. Ia tamat sebagai seorang arsitek dari Universitas Katolik Atma Jaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline