Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

"Neka Mese Ansao Mese" Melawan Covid-19

Diperbarui: 7 Mei 2020   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tarian Bonet daerah Suku Dawan yang melambangkan kebersamaan | Sumber Gambar: Instagram Stefendynamit | instagram.com/stefendynamit

Coovid-19 bisa dikalahkan jika kita "Neka Mese Ansao Mese"

Khususnya untuk tahun ini, mulai dari perayaan Nyepi oleh umat Hindu, Paskah oleh umat Kristiani, Ramadhan oleh umat Islam hingga perayaan Waisak 2564 BE/2020 oleh umat Buddha dihimbau oleh pemerintah dan petinggi agama masing-masing untuk dilakukan dari rumah karena pandemi Covid-19.

Khususnya perayaan Waisak, Sangha Theravada Indonesia mengangkat tema "Persaudaraan Sejati Dasar Keutuhan Bangsa". Bagi penulis, tema ini tidak hanya relevan dalam rangka menghadapi berbagai persoalan keberagaman tetapi juga relevan dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Dengan tidak mengurangi makna tema Waisak yang sedang dimaknai oleh saudara-saudara saya umat Budha, saya mencoba memaknainya berdasarkan filosofi persaudaraan sejati yang dianut oleh budaya saya, budaya Suku Dawan di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Filosofi Persaudaraan Sejati yang dimaksud adalah filosofi "Nekaf Mese Ansaof Mese", kadang ditulis "Neka Mese Ansao Mese" yang terdiri dari tiga kata yaitu Nekaf/Neka, Ansaof/Ansao dan Mese. Nekaf/Neka berarti Hati, Ansao/Neka berarti Dada dan Mese berarti Satu.

Secara harafiah, Neka Mese Ansao Mese berarti Satu Hati Satu Dada. Oleh karena itu, persaudaraan sejati adalah persaudaraan yang bersifat sehati-sejantung, sehidup-semati, seia-sekata, sekata-seperbuatan dan sehati-sejiwa.

Filosofi ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Suku Dawan. Tumbuh kembang anak-anak diiringi dengan filosofi tersebut dengan harapan anak-anak tumbuh menjadi manusia yang benar-benar berlaku sebagai makhluk sosial.

Inilah yang menjadi alasan mengapa Suku Dawan memiliki budaya gotong royong yang sangat tinggi. Praktek gotong royong ini seringkali dijumpai dalam upacara-upacara adat perkawinan, kematian, pembersihan kebun dan sebagainya.

Oleh karena itu, pandangan ini selalu digaungkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga swadaya dalam upaya pembangunan daerah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Kupang yang merupakan basis masyarakat Suku Dawan.

Bahkan beberapa lagu daerah Suku Dawan bertema Nekaf Mese Ansaof Mese seperti Lagu Tafena Kuan Soe dan Kuan Soe (Soe adalah ibukota Kabupaten TTS) yang menghimbau seluruh masyarakat TTS, laki-laki, dan perempuan untuk satu hati membangun kabupaten TTS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline