Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Puisi | Malam yang Lockdown

Diperbarui: 26 April 2020   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Pexels (Foto: Francesco Ungaro)

Ketika senja berlalu,peluru mata tak mampu menembus layar malam,
Cahaya pelita yang menembus sela-sela dinding pun tak menembus selimut kabut,
Bulan masih beristirahat, bintang-bintang bersembunyi di balik balutan awan hitam,
Jangkrik malam menyanyi merdu, rintik hujan menciptakan nada sendu,
Angin malam berhembus kencang, melewati sela-sela ventilasi yang terbuka lebar,
Dingin menyelimuti seluruh tubuh, merambat ke dalam sum-sum, bulu kuduk berdiri--air seni seakan menembus keluar.
Air hujan membasahi lempengan-lempengan kaca jendela, menambah lapisan layar malam,
Rintik-rintik hujan berubah menjadi deras, merusak barisan nada yang tercipta,
Suara nyanyian jangkrik tenggelam, bahkan tak didengar oleh sesama jangkrik.
Pintu-pintu tertutup rapat,
Tempat tidur memanggil,
Bantal guling menggoda,
Selimut merayu,
Aku ingin tidur.

Timor Tengah Selatan, 26 April 2020
Neno Anderias Salukh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline