Di tengah bumi merayakan hari raya terbaiknya pada tahun ini, angkutan umum merengek di hari jadinya.
Pada hari ini, 24 April 2020, ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Angkutan Nasional. Penulis mencoba menelusuri jejak sejarah perayaan Hari Angkutan Nasional di Google, tapi hampir tidak menemukan sumber yang menggambarkan dengan jelas sejarah pembentukannya.
Akibatnya, banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui tentang keberadaan Hari Angkutan Nasional sebagai salah satu hari penting di Indonesia. Dan juga, ketidakjelasan informasi sejarah membuat perayaan Hari Angkutan Nasional terasa hambar.
Apa yang dikenang? Apa yang dirayakan? Dan untuk apa dirayakan?
Namun, biasanya perayaan Hari Angkutan Nasional identik dengan kampanye kepada masyarakat Indonesia khususnya yang menetap di perkotaan untuk menggunakan angkutan umum sebagai transportasi utama.
Bahwa menggunakan angkutan umum menghemat biaya, energi, memberikan kenyamanan, bisa bersosialisasi dengan orang lain dan yang paling penting adalah mengurangi penggunaan kendaraan bermotor sehingga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Kampanye tersebut juga mengandung harapan kepada penyedia layanan angkutan umum untuk menyediakan angkutan yang layak, bersih dan aman agar memikat hati masyarakat Indonesia untuk tetap mencintai dan cenderung menggunakan angkutan umum.
Tentunya penyediaan angkutan umum yang layak bagi penumpang akan membuat kampanye penggunaan angkutan umum tidak mubasir atau sia-sia sehingga upaya pencegahan kerusakan lingkungan lebih efektif.
Namun, pada tahun ini, perayaan Hari Angkutan Nasional berbeda atau bertolak belakang dengan kebiasaan yang sudah dilakukan setiap tahunnya. Pandemi Covid-19 benar-benar mengubah keadaan menjadi 180 derajat.
Kampanye untuk menggunakan angkutan umum tidak lagi digaungkan kepada khalayak luas mengingat angkutan umum yang menampung banyak orang berpotensi mempercepat penyebaran Covid-19 dan bisa menjadi media penyebaran virus dari daerah terinfeksi ke daerah yang berpeluang besar bebas dari paparan Covid-19.