Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Jangan Eksploitasi Status Perempuan Timor

Diperbarui: 22 April 2020   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu perempuan Timor sedang menenun | Dokumen Neno Anderias Salukh

Tiga bulan lalu, penulis merilis sebuah artikel yang mengulas tentang status perempuan Suku Dawan (Timor). Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Suku Dawan, perempuan memiliki peran sentral untuk membungkam beberapa argumen yang mungkin mengkambinghitamkan budayanya sebagai satu-satunya penyebab kekerasan terhadap perempuan Timor.

Artinya, terdapat beberapa faktor seperti faktor individu, faktor pasangan, dan faktor ekonomi yang perlu disoroti juga sebagai biang kerok para perempuan ditindas dan diperlakukan secara tidak adil.

Juga, sebagai pegiat budaya Suku Dawan (Timor) mengusulkan agar perlu riset yang lebih lanjut sehingga budaya diposisikan pada tempatnya dan disempurnakan tanpa menghilangkan nilai-nilai fundamentalnya agar tidak berkontradiksi dengan kemanusiaan dan keadilan sosial (Neno Salukh, 2020).

Namun, apakah budaya tidak berkontribusi terhadap berbagai macam kasus kekerasan terhadap perempuan Timor? Jika kita menelusuri beberapa kasus, sejatinya budaya turut mengambil peran terhadap kekerasan yang dialami oleh beberapa perempuan Timor.

Oleh karena itu kita tidak dapat pungkiri atau mengesampingkan budaya sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan Timor. Tetapi, apakah budaya harus disalahkan?

Tulisan ini akan menjawab beberapa pertanyaan, seperti pertanyaan mengapa perempuan di Timor lebih banyak pekerjaan dibandingkan dengan laki-laki?

Misalnya pertanyaan yang pernah dilayangkan oleh salah satu teman saya bahwa berdasarkan pengamatannya di beberapa pedalaman Kabupaten Timor Tengah Selatan, perempuan yang lebih banyak mengambil air minum.

Sebagai laki-laki yang besar dalam didikan budaya Suku Dawan, penulis akan menulis sesuai dengan pengalaman hidup dan juga tuturan dari orang tua bukan berdasarkan opini atau riset orang lain.

Eksploitasi Status Perempuan Timor

Status perempuan Suku Dawan sebagai ibu bagi kehidupan menjadi salah satu nilai budaya yang sangat menarik untuk dipahami karena pada dasarnya sistem sosial budaya sudah menempatkan perempuan pada posisi sentral bahwa tanpa perempuan, laki-laki Timor tak berarti apa-apa.

Bi Fe Meto le na Bi Fe Abe'it ma Matane. Perempuan Timor itu kuat dan tangguh; menjaga seorang manusia untuk hidup dalam rahimnya, memberikan darahnya untuk seorang manusia tumbuh dan besar, mengatur kelangsungan hidup manusia dan sebagainya.

Karena itu, berdasarkan kesepakatan sosial, perempuan Suku Dawan ditempatkan sebagai pengurus lumbung makanan dan segala sesuatu tentang makan minum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline