"Saya heran, mengapa orang Timor suka tinggal di tempat-tempat yang susah dijangkau?" tanya teman saya dengan wajah keheranan.
Rumah merupakan tempat paling baik untuk benar-benar menikmati kehidupan yang nyaman, tempat untuk beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga, dan tempat untuk menunjukkan tingkat sosial dalam masyarakat.
Oleh karena itu, pemilihan tempat atau lokasi pembuatan rumah pun diperhatikan. Kebanyakan orang memilih membuat rumah di lokasi yang sudah banyak penghuni, selain agar tidak merasa kesepian, ada interaksi sosial setiap hari dengan orang lain.
Memang ada yang memilih tinggal menyendiri; di hutan, di kebun dan lain sebagainya. Akan tetapi, keputusan tersebut bukan berarti tanpa alasan. Semua keputusan mengenai pemilihan lokasi pembuatan rumah punya alasan tersendiri.
Lokasi tempat tinggal beberapa suku
Misalnya Suku Korowai di Papua yang ditemukan pada 35 tahun yang lalu. Mereka membangun rumah di dahan pepohonan yang cukup tinggi. Tujuannya agar terhindar dari binatang buas dan juga gangguan dari roh jahat "laleo" atau iblis yang kejam.
Sama halnya dengan Suku Korowai, Suku Bunggu, suku yang mendiami pedalaman Mamuju Utara (Sulawesi) membuat rumah di atas pohon. Rumah tersebut mirip seperti sarang burung di atas dahan pepohonan raksasa. Tujuannya adalah agar terhindar dari serangan binatang buas dan sebagai tempat persembunyian dari ancaman pihak lain.
Bukan hanya itu, ada Suku Hunza yang menempati wilayah dengan ketinggian 2.438 meter di kaki Pegunungan Himalaya Wilayah Qashmir India dan Suku Tengger di Malang (Jawa Timur) yang hidup di kawasan Gunung Bromo atau ketinggian 2.000 m dpl.
Artinya bahwa ada sejumlah alasan yang mereka pertimbangan untuk tinggal. Meski pemilihan tempat tinggal cukup ekstrim, bagi mereka tempat tersebut adalah tempat paling nyaman untuk ditempati.
Lokasi tempat tinggal Suku Dawan (Timor)