Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Lagi, Serangan Mematikan Terjadi di Somalia

Diperbarui: 29 Desember 2019   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ledakan Somalia pada tahun 2017 | (EPA/SAID YUSUF WARSAME) via Kompas.com

Meski pemerintah Somalia menguasai sebagian besar wilayahnya, kelompok militan Al Shabab terus berupaya untuk menguasai Mogadishu. 28 Desember 2019 akan tercatat sebagai salah satu tragedi paling memilukan sepanjang sejarah Somalia. 

Dua tahun lalu, tepatnya pada tanggal 16 Oktober 2017. Sebuah kisah pilu bagi masyarakat Somalia tepatnya di Mogadishu. Sebuah bom truk bunuh diri meledak di kawasan perbelanjaan, tepatnya di perempatan yang dipenuhi dengan ruko dan gedung-gedung perbelanjaan.

Tempat tersebut memang sangat ramai. Akibatnya ledakan tersebut menewaskan setidaknya 276 orang dan 300 lainnya luka-luka. Bahkan, banyak mayat yang tak dikenali karena hangus terbakar. Tim SAR dan kepolisian bekerja nonstop hingga malam hari untuk melakukan evakuasi korban. 

Anggota Senat Somalia, Abshir Ahmed menyebut kejadian ini sebagai tragedi paling memilukan di Somalia yang pernah ia kenang.

"Ini merupakan tragedi paling menyakitkan yang pernah saya kenang," ujar anggota Senat Somalia, Abshir Ahmed lewat akun Facebook-nya.

Dua tahun kemudian, setelah semua terasa aman, Somalia merasa tidak akan terjadi lagi peristiwa kemanusiaan yang serupa, takdir berkata lain--Sabtu, 28 Desember 2019, tragedi itu kembali terulang. Sebuah bom mobil secara masif meledak di kawasan yang paling ramai di ibu kota Somalia, Mogadishu, dan menewaskan 76 orang. 

Jumlah tersebut bisa saja bertambah banyak karena ledakan terjadi tepat pada saat pemeriksaan di pos keamanan maupun keberadaan kantor pajak yang sangat macet.

Sakariye Abdulkadir yang selamat dari ledakan tersebut mengaku bahwa ledakan tersebut sampai merusak kaca jendelanya sehingga ia menyaksikan mayat tak dikenal bertebaran dimana-mana.

Osman Abdulle, seorang sersan polisi menyaksikan secara langsung bagaimana ledakan itu menghancurkan ratusan manusia. Ia sendiri yang mengambil mayat temannya.

"Ketika ledakan itu terjadi, aku keluar dari toko teh terdekat. Dengan mata kepala sendiri, saya telah melihat potongan-potongan manusia dan darah berserakan, Saya telah mengumpulkan mayat rekan polisi saya, yang saya kenal. Saya juga melihat bis universitas yang menjadi abu. " Cerita Osman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline