Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

"Permainan Cantik" Airlangga di Balik Mundurnya Bamsoet

Diperbarui: 4 Desember 2019   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto. 2019 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir

Bamsoet mundur dari bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar. Apakah ini adalah langkah cerdik Airlangga Hartarto?

Pada tanggal 18 Juli 2019, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024 untuk bersaing dengan beberapa nama termasuk Petahana, Airlangga Hartarto.

Pasca pendeklarasian dirinya sebagai calon ketua umum Golkar, saya tidak ragu menyebutnya sebagai pesaing berat Airlangga Hartarto dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar.

Baca: Bambang Soesatyo, "Calon Kuat" Ketua Umum Partai Golkar

Dukung terhadap pria yang akrab disapa Bamsoet ini datang dari berbagai elemen. Dalam internal partai, Bamsoet memiliki masa yang cukup untuk mengalahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Jokowi dan Luhut Panjaitan pun merupakan sosok dibalik pendeklarasian Bamsoet sebagai calon ketua umum Golkar. Pertemuan Bamsoet dan Luhut sebelum deklarasi merupakan bukti yang patut dicurigai.

Persaingan perebutan kekuasaan Golkar terus memanas. Masing-masing kubu mulai bekerja melakukan kampanye untuk memenangkan jagoan mereka.

Akan tetapi, tensi yang sempat memanas tersebut menurun ketika ada negosiasi untuk perebutan kursi ketua MPR. Masing-masing partai mulai mempersiapkan kadernya untuk maju sebagai calon ketua MPR.

Ahmad Basarah dari PDI-P, Gerindra mengusung Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat dari NasDem, Jazilul Fawaid dari PKB, Hidayat Nur Wahid dari PKS, Zulkifli Hasan dari PAN, Syarief Hasan dari Demokrat dan Arsul Sani dari PPP sedangkan Airlangga Hartarto mengusung Bambang Soesatyo.

Setelah melalui berbagai negosiasi, Bambang Soesatyo resmi dipilih secara aklamasi untuk menduduki kursi MPR. Momentum ini dinilai oleh publik bahwa akan menjadi akhir dari kompetisi dengan Airlangga dalam memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar karena diduga adanya kesepakatan politik yang telah disepakati bersama. Hal tersebut disimpulkan dari kata-kata Bamsoet yang mengatakan bahwa tidak ada lagi persaingan antara dirinya dengan Airlangga.

"Saya ingin mengatakan tidak lagi persaingan, kita sudah selesai," kata Bamsoet di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10), seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline