Dikenal sebagai sosok yang tegas, ia tidak takut nyatakan perang dengan Menteri Susi demi kepentingan masyarakat Maluku
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti merupakan salah satu menteri Jokowi yang dikenal galak. Ya, sudah ratusan kapal pencuri ikan diledakkan dan ribuan kapal pencuri ikan angkat kaki dari perairan Indonesia.
Sosok Menteri Susi sangat disegani karena ketegasannya dan etos kerja yang sangat baik. Tak heran, tidak ada yang mengkritik dia sembarangan.
Meski dikritik, Menteri Susi tetap berdiri teguh pada pendiriannya. Kita tahu, Luhut Panjaitan yang selalu mengeluarkan kata-kata kritis dengan keputusan-keputusan kontroversial Susi terkait dengan penenggelaman kapal pencuri ikan pun, Susi Pudjiastuti tetap bersikeras dengan keputusannya itu.
Salah satu keputusan Menteri Susi adalah moratorium Laut Arafura. Dilansir dari kompas.com, Gubernur Maluku mengatakan bahwa sejak pemberlakuan moratorium oleh Susi, tercatat ada 1.600 kapal ke laut Aru. Setiap bulan, Menteri Susi mengangkut 400 kontainer ikan dari perairan Arafura untuk diekspor.
Moratorium tersebut di atas menuai kecaman dari Gubernur Maluku, Murad Ismail. Murad mengatakan bahwa Moratorium tersebut tidak membawa keuntungan untuk daerahnya. Bahkan, tidak ada satu pun ABK asal Maluku yang dipekerjakan di kapal-kapal tersebut.
"Ibu Susi bawa ikan dari laut Arafura diekspor, tapi kita tidak dapat apa-apa. Berbeda dengan saat sebelum moratorium di mana uji mutunya ada di daerah," kata Murad.
Oleh karena itu, Murad Ismail geram dengan kebijakan ini. Melalui sambutannya dalam acara pengambilan sumpah dan pelantikan penjabat sekda Maluku di kantor Gubernur Maluku, Murad menentang Menteri Susi untuk mencabut moratorium tersebut. Bahkan, ia tidak takut menyatakan perang dengan Menteri Susi.
"Ini supaya kalian semua tahu. Kita perang," ujar Murad saat menyampaikan sambutannya dalam acara pengambilan sumpah dan pelantikan penjabat sekda Maluku di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Senin (2/9/2019).
Lalu siapakah Gubernur Maluku ini?
Murad Ismail baru dilantik sebagai Gubernur Maluku yang ke-13 pada April 2019. Pria kelahiran Waihaong, Nusaniwe, Ambon, Maluku ini adalah seorang purnawirawan perwira tinggi polri.