Dalam dua bulan terakhir, Kanker berhasil membunuh beberapa tokoh penting di Indonesia. Indonesia darurat kanker?
Kanker adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon sehingga terjadi penumpukan atau pertumbuhan daging pada jaringan tubuh yang normal.
Penyakit ini dinamakan oleh seorang dokter Yunani, Hippocrates yaitu carcinos dan carcinoma yang berarti tumor jinak sedangkan "karkinos" berarti tumor ganas atau kanker. Menurutnya, penyakit tersebut mirip kepiting sehingga kata-kata tersebut digunakan untuk menggambarkan kepiting.
Berdasarkan catatan sejarah yang dituangkan dalam papirus, Pertama kali penyakit kanker terjadi dan didokumetasikan adalah kanker payudara yang terjadi di Mesir sekitar tahun 1500 SM.
Kini, penyakit kanker semakin akrab ditelinga kita. Ya, setelah membaca berita kematian Agung Hercules, salah satu Komedian terkenal di Indonesia yang meninggal dunia karena kanker otak glioblastoma.
Bulan Juni, Indonesia kehilangan "Flamboyan" mantan Ibu Negara Indonesia, Ani Yudhoyono. Kepergiannya diakibatkan oleh kanker darah yang diidapnya selama kurang lebih 3 bulan.
Baru sebulan berduka, awal bulan Juli Indonesia harus menerima kenyataan ketika kanker paru-paru merenggut nyawa Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Lagi-lagi dalam bulan Juli, Indonesia kehilangan seorang maestro sastra, Arswendo Atmowiloto yang mengidap kanker prostat. Ini mengerikan.
Kanker seakan menjadi pembunuh bayaran untuk melenyapkan figur dan tokoh-tokoh penting di Indonesia.
Akan tetapi, Kanker tidak mengenal status dan golongan, ketika ia memiliki kesempatan, ia membunuh.